"Seandainya embung ini bisa menampung air, pastinya masyarakat Kedungdung hanya membeli air bersih untuk minum saja. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci bisa menggunakan air di embung," tambahnya.
Sementara Indah Sri Wahyuni mengaku tidak bisa memperbaiki kerusakan bangunan embung tersebut. Pasalnya, anggaran di instansinya mengalami refocusing.
Ia menjelaskan, perbaikan embung di Kecamatan Kedungdung sempat direncanakan dan dianggarkan di DPUPR. Bahkan, kata Wahyuni, telah dibahas saat musrembang tahun 2021 lalu.
"Saat musrembang lalu sempat dibahas dan kami rencanakan, kemudian kami anggarkan di 2022 untuk pengerjaan di 2023. Tetapi karena anggaran di-refocusing maka pembangunan itu tidak terealisasi," katanya.
Wahyuni pun pesimis perbaikan embung itu bisa dilakukan di 2024 mendatang. Sebab, anggaran reguler di kabupaten sebagian dialokasikan ke pesta demokrasi.
"PUPR menganggarkan sekitar Rp900 juta untuk embung itu. Namun karena anggaran di-refocusing jadinya ditunda," tandasnya. (tam/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News