Lima Syafaat Nabi Muhammad, Diantaranya Selamatkan Orang Penuh Dosa dari Api Neraka

Lima Syafaat Nabi Muhammad, Diantaranya Selamatkan Orang Penuh Dosa dari Api Neraka Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ketika umat manusia dibangkitkan dari alam kubur mereka berkumpul di Padang Mahsyar (tanah lapang) untuk siap-siap menghadapi pengadilan Allah SWT. Padang Mahsyar benar-benar lautan manusia. Karena semua manusia yang pernah hidup di atas bumi berkumpul jadi satu di Padang Mahsyar.

Saat itulah manusia panik dan sibuk dengan dirinya sendiri. Semua manusia was-was dengan nasibnya. Karena itu mereka lalu mencari pertolongan. Mereka mencari dan mendatangi pada nabi yang merupakan kekasih Allah SWT.

Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali

Pada mulanya mereka datang ke Nabi Adam. Namun manusia pertama yang diciptakan Allah itu angkat tangan. Nabi AdamTak bisa membantu manusia yang gelisah dengan nasib mereka.

Lalu mereka mendatangi Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa. Tapi semua nabi itu angkat tangan. Para nabi itu tak bisa memberikan syafa’at atau pertolongan di Padang Mahsyar.

Para manusia yang panik, gelisah dan kepanasan itu lalu datang kepada Nabi Muhammad SAW. Saat itulah mereka mendapat respon menggembirakan. Nabi Muhammad sebagai Khatamul Anbiya’ (penutup para nabi) sanggup memberikan syafaat atau pertolongan. Ya, memang hanya Nabi Muhammad yang bisa memberikan syafaat kepada manusia atau umatnya di Padang Mahsyar.

Baca Juga: Mahfud MD Respons Podcast BANGSAONLINE, Kakek Habib Luthfi Bukan Pendiri NU

Benarkah keberadaan syafaat itu ada dasar naqli atau dalil Al-Quran dan Hadits-nya?

Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, dalam kitab yang ditulisnya berjudul “Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin” menjawab dan mempertegas tentang syafaat. Hadratussyaikh menampilkan banyak sekali ayat Al-Quran terkait keberadaan syafaat. Diantaranya surat Az-Zumar ayat 44.

Arti ayat itu: Katakanlah: Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Baca Juga: Ribuan Santri Tebuireng Takbir Keliling dan Bakar Sate Massal, Idul Adha Makin Seru

Hadratussyaikh juga mengutip ayat 109 Surat Thaha yang artinya: 

Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridlai perkataannya.

Dan masih ada beberapa ayat al-Quran lain yang dikutip oleh Hadratussyaikh untuk menjelaskan tentang syafaat. 

Baca Juga: Kasihan Mbah Hasyim, PBNU Tak Mampu Baca Suasana Kebatinan Warga NU

Selain ayat-ayat Al-Quran, Hadratussyaikh yang dikenal sebagai pendiri Pesantren Tebuireng dan organisasi Nadhlatul Ulama (NU) itu juga mengutip Hadits Nabi Muhammad SAW. 

Diantaranya hadits yang artinya:

Setiap nabi mempunya doa yang mustajabah, maka setiap nabi doanya dikabulkan segera. Sedangkan aku menyimpan doaku untuk memberikan syafaat kepada umatku di hari kiamat. Syafaat itu insyaalah diperoleh umatku yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Abu Hibban).

Baca Juga: Gus Dur Enggan Dipanggil Kiai, Lebih Suka Dipanggil Gus, Alasannya Kocak

Hadits lain yang dikutip Hadratussyaikh berarti: Ada satu kaum akan keluar dari neraka lantaran syafaat Muhammad SAW, lalu mereka masuk surga (HR. Bukhari, Abu Dawud, dan At-Tabrani).

Juga Hadits yang artinya: Aku adalah orang pertama kali memberikan syafaat di surga, dan aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya. (HR. Muslim).

Dan masih banyak Hadits lain yang ditampilkan Hadratussyaikh dalam kitab “Nurul Mubin fi Mahabbti Sayyidil Mursalin” yang sekarang sudah diterjemaahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Pustaka Tebuireng bersama 6 kitab lain (7 kitab) dengan judul Mahakarya Hadratussyaikh KH M Hasyim As’yari.

Baca Juga: Usulkan Kiai Sholeh Darat Pahlawan Nasional, Guru Besar dan Kiai Semarang Sowan Kiai Asep

Lalu syafaat itu terbagi berapa jenis?

Hadratussyaikh menukil kitab “Assyifa fi Huquqil Mustofa” karya Qadhi Iyadh, ulama Maroko. Menurut Qadhi Iyadh, syafaat itu terbagi menjadi lima bagian.

Pertama, khusus dengan perantaraan Nabi kita Muhammad SAW. Ini menenangkan situasi dan mempercepat hisab karena lamanya berdiri di tanah lapang (Padang Mahsyar) pada hari kiamat. Tidak ada yang bisa memberikan syafaat kecuali beliau (Nabi Muhammad SAW), dan ini merupakan syafaat ‘uzhma (syafaat paling agung). Tidak ada seorang pun yang mengingkari syafaat uzhma ini.

Baca Juga: Labu dan Cuka, Menu Kesukaan Rasulullah, Nabi Tak Pernah Mencela Makanan

Kedua, di dalam memasukkan kaum ke dalam surga tanpa hisab. Dan ini juga khusus Nabi kita (Muhammad) SAW, sebagaimana yang akan kami terangkan di dalam Hadist-hadits yang akan kami sebutkan, insya Allah Ta’ala.

Ketiga, untuk kaum yang ditetapkan masuk neraka, lalu nabi kita (Muhammad) SAW memberikan syafaat kepada mereka dan kepada siapa saja yang dikehendaki Allah, sampai mereka tidak ditetapkan masuk neraka.

Keempat, tentang orang-orang yang penuh dosa yang telah masuk neraka. Telah datang Hadits-Hadits shoheh dengan mengeluarkan mereka dari neraka lantaran syafaat Nabi kita (Muhammad) SAW, seluruh Nabi AS, para malaikat dan orang-orang shaleh dari hamba-hamba Allah yang mukmin.

Baca Juga: Gus Irfan, Cucu Hadratussyaikh, Pendiri Pesantren Tebuireng dan NU Lolos ke Senayan

Kelimat, tentang penambahan derajat di dalam surga untuk ahli surga yang amal-amalnya tidak cukup untuk mencapainya. Nabi (Muhammad) SAW pemilik washilah yang paling tinggi kedudukannya di dalam surga. (m. mas’ud adnan/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO