SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, menyayangkan banyaknya berita bohong yang bertebaran mengenai gempa Tuban di media sosial dan aplikasi pesan berjejaring.
Menurutnya, penyebaran kabar bohong tersebut malah akan menambah keresahan di masyarakat yang saat ini masih was-was lantaran gempa masih terus terjadi.
BACA JUGA:
- Hari Pustakawan Nasional, Khofifah Ajak Masyarakat Tingkatkan Minat Baca dan Literasi
- Gebyar Prestasi Al-Quran Yayasan Khadijah Kembali Digelar, Prof Ridwan: Baca Al-Quran Cerdaskan Otak
- Aktif Dukung Tugas Kepolisian, Khofifah Raih Penghargaan dari Kapolri di HUT ke-78 Bhayangkara
- Harganas 2024, Khofifah: Membangun Keluarga Berkualitas Berikan Pondasi Kokoh untuk Pendidikan
Selain itu, penyebaran kabar bohong, misinformasi, dan disinformasi menjadi salah satu faktor penghambat dalam mitigasi bencana.
"Ini bulan puasa, jangan sampai dikotori oleh aksi-aksi yang tidak bertanggungjawab dan meresahkan masyarakat seperti ini," ungkap Khofifah yang tengah melakukan Safari Ramadan di Lumajang hari ini, Sabtu (23/3/2024).
Sebelumnya, beredar di media sosial dan WhatsApp group video hoaks dampak gempa bumi di Pulau Bawean pada hari Jumat, 22 Maret 2024.
Setelah ditelusuri, video tersebut bukan dampak dari gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa sekitar 130 kilometer Timur Laut Tuban, melainkan dampak dari bencana gempa bumi di Cianjur pada 21 November 2022.
Berkaca pada hal tersebut, Khofifah meminta kepada masyarakat untuk mencari sumber informasi terkait bencana gempa ini dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga, informasi keliru tidak akan menyebar dengan masif.