"Bahkan ketika mengenakan batik Sambiloto ini rasanya seperti memiliki kekuatan. Tentu dengan kepercayaan masing-masing, ya," ungkapnya.
Batik andalan Tatik ini telah menembus pasar global. Pemasarannya melalui online maupun offline. Tatik mengaku bisa mendapat keuntungan hingga Rp3.500.000 per bulannya, setelah dipotong operasional dan pembayaran gaji pekerja.
"Kami menyampaikan apresiasi kepada PEP Sukowati Field yang telah mendukung kelompok batik melalui pendampingan dan pelatihan-pelatihannya. Kami merasa terbantu setelah mendapatkan ilmu pendampingan membatik ini," katanya.
Kepala Desa Sambiroto, Gunawan Wibisono, juga memberikan apresiasi kepada PEP Sukowati Field yang telah mendukung peningkatan ekonomi melalui home industri batik di Desa Sambiroto.
"Sudah saatnya untuk mulai mandiri menjadi kelompok yang naik ke jenjang berikutnya," ujarnya.
Selain UMKM Batik Sambiloto, peningkatan ekonomi masyarakat Desa Sambiroto juga dicapai melalui penanaman tanaman toga, menjahit, dan produksi berbagai jenis makanan ringan. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News