Karena air dari sumber air digunakan untuk kebutuhan air minum warga, lanjutnya, air dari sumber berkurang dan tidak mencukupi lagi untuk pengairan sawah.
Antonius berjanji akan meneruskan aspirasi masyarakat terkait air untuk pengairan sawah ini ke Perhutani.
Namun, Kades Kalipang itu mengakui jika air dari sumber di Gunung Wilis juga dimanfaatkan untuk pengairan tanaman produktif yang ditanam warga di hutan yang telah dibuka oleh Perhutani.
Namun, ada aksi yang sangat disayangkan. Salah satu staf kantor Desa Kalipang bernama Margareta mendesak wartawan yang bertugas untuk keluar dari ruangan.
Dia melarang wartawan meliput karena tidak ada surat tugas khusus untuk mereportase masalah ini.
Margareta sempat mengancam akan melaporkan salah satu wartawan ke pihak berwajib.
Margareta juga sempat menyebut salah satu media dan nama seorang wartawan yang disebut sudah bekerjasama dengan Desa Kalipang.
"Desa Kalipang sudah ada kerjasama dengan media (sambil menyebut nama media itu dan nama wartawan),"ucap Margareta ketus.
Meski wartawan sudah menunjukkan kartu pers dan kartu UKW dari Dewan Pers, Margareta tetap tak mentolerir.
Ia hanya memperbolehkan wartawan meliput jika memiliki surat tugas liputan khusus yang spesifik ke Desa Kalipang.
Margareta pun mengelak melakukan pelarangan peliputan.
Setelah sempat terjadi perdebatan panjang di salah satu ruangan kantor Desa akhirnya dua wartawan mengalah atas aksi arogansi oknum staf desa tersebut dan memilih meninggalkan lokasi. (uji/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News