KPAI: Kemiskinan dan Budaya Pemicu Nikah Dini

KPAI: Kemiskinan dan Budaya Pemicu Nikah Dini Susanto-Wakil Ketua KPAI. foto: yuyun/ BANGSAONLINE

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, kurang sependapat teknologi gadget disebut salah satu indikator pemicu maraknya pergaulan bebas yang berujung terjadinya pernikahan dini. Katanya, bukan hanya teknologi gadget super canggih, yang dianggap menjadi faktor utama melencengnya gaya hidup generasi muda bangsa.

"Banyak faktor pemicunya. Seperti faktor budaya, faktor ideologi patronase, faktor keluarga, serta faktor kemiskinan," katanya, lewat Blackberry Messenger (BBM), Jumat (4/3).

Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4

Pria kelahiran ini menyatakan, faktor kemiskinan seringkali menjadi pemicu terjadinya nikah dini. Alasan tersebut, harus diakui secara fair oleh penyelenggara pemerintahan disetiap daerah. Terlebih merunut data Badan Pusat dan Statistik (BPS), angka kemiskinan di kabupaten berjuluk Kota 1001 Goa itu, masih bertengger di level 17 persen. Angka tersebut masih menyalip rata-rata kemiskinan provinsi yang saat ini masih tertahan dilevel 13 persen.

"Jadi hemat kami (KPAI), faktor kemiskinan masih menjadi salah satu pemicu terjadinya nikah dini dikalangan generasi muda," sebut alumnus Pondok Pesantren Kikil, Kecamatan Arjosari ini.

Dijelaskan Susanto, faktor kecanggihan gadget, yang diklaim sebagai pemicu kasus kenakalan remaja, KPAI menyatakan, masih perlu dikaji lagi. Meskipun, dalam banyak kasus kejahatan seksual, memiliki korelasi dengan penggunaan gadget.

Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...

"Bisa jadi, kecanggihan gadget menjadi pemicunya (nikah dini, Red). Tapi hemat saya harus dikaji apakah betul memiliki relasi. Sebab hasil kajian KPAI, faktor budaya sangat memengaruhi kasus tersebut," pungkasnya. (yun/sta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO