Menunggu Museum Batik di Kota Batik

Menunggu Museum Batik di Kota Batik

Listen to this article

Ironisnya, dari 28 sentra batik tersebut. Baru pertengahan tahun 2016 Pemerintah setempat mendaftarkan batik Pamekasan ke Hak Kekayaan Intelektual (Haki). Sehingga, tidak heran beberapa motiv dan kreatifitas batik Pamekasan sebelumnya, mudah di caplok oleh daerah lain. Atau Bahkan, Bisa di caplok negara lain.

Museum batik sangat diperlukan, untuk mengenang sejarah lahirnya batik Pamekasan. termasuk bisa mengetahui, asal muasal lahirnya batik . termasuk motiv batik dari generasi ke generasi.

Di Museum milik pemkab Pamekasan, yang berada di Bundaran arek lancor, isinya masih variatif (belum terfokus ke museum khusus batik). Batik hanya bagian isi museum.

Penulis dan sebagian Masyarakat Pamekasan yang lain, belum tahu, seperti apa motiv batik Pertama kali ada di Pamekasan. termasuk alat dan bahan-bahan yang di Pakai, untuk membatik kala itu. yang dilengkapi dengan buku-buku sejarah batik Pamekasan.

Sehingga, dengan museum batik, ada bank batik ciptaan Masyarakat Pamekasan, dari sejak lahirnya batik hingga tahun 2016. Termasuk mengetahui, perkembangan motiv batik Pamekasan dan membedakanya.

Yang ada di Kabupaten batik ini, hanyalah toko dan pasar batik yang berada di sejumlah sudut-sudut kota. Sementara museum batik nyaris tidak terfikirkan untuk didirikan. Kesan mendahulukan keuntungan dan mengabaikan sejarah batik itu terjadi di kota batik Pamekasan ini.

Tujuan dari museum batik tersebut diantaranya, selain untuk mengetahui sejarah batik Pamekasan dari tahun ketahun, juga memberikan pendidikan dan pemahaman kepada generasi pemuda tentang batik, dan menumbuhkan semangat membatik, sebagai salah satu budaya Indonesia yang diakui dunia.

Momentum hari batik , yang dirayakan setiap 02 Oktober. Menjadi awal untuk memfikirkan berdirinya museum batik. Tidak elok jika hanya meng-idolakan batik, dan mengambil keuntungan dari bisnis batik. Sementara, tidak memfikirkan museum batik, untuk membukukan sejarah batik Pamekasan. sehingga, sangat tepat judul ini “Menunggu museum batik, di kota Batik”.

(Akh. Fawaid Ghaffar adalah Dosen STIE Bakti Bangsa Pamekasan, Madura)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Haul Akbar di Masjid Nurul Huda Pamekasan, Satukan Generasi dan Santri Kiai Mattawi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO