Victor Tak Kuasa Menangis Saat Dengar Lantunan Azan

Victor Tak Kuasa Menangis Saat Dengar Lantunan Azan Muadzin sedang melantunkan azan. foto: ilustrasi

Tak hanya sekali itu, ia bermimpi aneh. Pada tahun yang sama, dalam mimpinya, ia ditampakkan dengan lautan manusia berbaju serbaputih di padang luas. "Kini saya tahu bahwa pakaian putih itu adalah kain ihram," tuturnya.

Pada mimpi berikutnya, Victor tiba-tiba bisa mengucap kalimat syahadat. Meski saat hendak mengulangi kalimat itu saat terbangun, ia tak mampu.

Victor menceritakan kisah tersebut ke Ustaz Fanani, seorang tokoh agama di Masjid al-Falah yang berada dekat kantornya. "Beliau menangis dengar cerita saya, dan minta saya belajar Islam," katanya.

Tidak menunggu lama, Victor pun belajar Islam lebih serius kepada Ustaz Fanani. Pelajaran pertama yang ia terima adalah bagaimana mengucapkan syahadat yang benar dan artinya. Ustaz Fanani sempat menanyakan, apakah dirinya sudah disunat apa belum? "Saya bilang karena saya orang Jawa, Yogyakarta, ya saya sunat," katanya.

Setelah selesai belajar syahadat, Ustaz Fanani mengajarkan shalat dan membaca Alquran. Sedangkan pelajaran kedua ialah shalat. "Mualaf harus benar-benar diberikan bimbingan yang benar agar bisa shalat secara disiplin, teratur, dan khusyuk," katanya.

Setelah belajar syahadat, shalat, dan membaca Alquran, tepat pada 1998 Victor masuk Islam. Sertifikat ia terima dari Masjid Sunda Kelapa, satu bulan sebelum menikah pada 2000.

Beberapa tahun menetap di Batam, Victor kembali ke Jakarta dengan membawa keislamannya. Ia pun aktif di berbagai majelis keagamaan. "Ikut ESQ, ikut pengajian salafi juga, sampai akhirnya kenal dengan dunia pesantren mulai dari Langitan, Nurul Haromain, Miftahul Huda sampai diajak Kiai Chalil (KH Chalil Nafis--Red) main-main ke Sidogiri," katanya.

Victor tak bisa sembunyi dari kenyataan. Ia memberi tahu kedua orang tuanya ihwal agama barunya tersebut. Kabar tersebut membuat kecewa keduanya. "Tapi saya bilang bahwa tanggung jawab akhirat hanya saya yang menanggungnya," katanya.

Sejak saat itu, hingga dua bulan selanjutnya, ia memutuskan keluar dari rumah dan mengontrak tempat tinggal yang dekat dengan kediaman sang calon mertua.

Meski telah berbeda keyakinan, ayah dari Rafianda Subekti dan Dinar Daviana ini tetap menghormati kedua orang tuanya dengan tetap menjaga komunikasi. "Misalnya ketika Natalan, saya datang meski ketika Lebaran orang tua saya tidak pernah datang," katanya.

Setelah menjadi Muslim, pemilik nama Islam Ahmad ini aktif di kegiatan dakwah dan beragam aktivitas keagamaan. Dia pernah bergabung dengan Gerakan Bebas Buta Alquran bersama KH Chalil Nafis.

Pengalaman itu mengantarkannya dipercaya menggawangi Program Quran On the Street di YMTV (Yusuf Mansyur TV). "Di episode kedua, saya menjadi host-nya juga," katanya.

Namun, karena sibuk dengan pekerjaan barunya, di salah satu perusahaan penerbangan, kegiatan-kegiatan dakwah sementara diistirahatkan dulu. Akan tetapi, perjuangannya dalam menyebarkan Alquran seluas-luasnya dengan Gerakan Bebas Buta Alquran masih tetap bertahan, meski dengan pola yang berbeda. "Salah satunya, aktif di pelatihan dan distribusi Alquran gratis, tuturnya. (republika/dur)

Sumber: republika

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'H Muhammad Faiz Abdul Rozzaq, Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah Asal Pasuruan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO