"Khofifah menjabat sebagai Ketua Muslimat NU, sementara Gus Ipul mantan Ketua Ansor dan saat ini menjabat salah satu ketua di PBNU. Pemilih yang sebagian besar juga warga NU bimbang karena keduanya sama-sama NU," jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Sosial Politik Novri Susan menjelaskan bahwa keunggulan Gus Ipul-Puti tersebut karena mereka dinilai mampu merepresentasikan pasangan religius dan nasionalis. "Gus Ipul mampu memeluk basis NU dengan baik, sedangkan Puti membawa identitasnya sebagai representasi nasionalis," jelasnya.
Dosen Fisip Unair itu menuturkan, meski Gus Ipul-Puti memiliki elektabiltas tinggi, angka tersebut masih belum aman jika tidak dikelola dengan baik. "Masih sangat mungkin dikejar sehingga sangat perlu tetap bekerja keras bagi Gus Ipul-Puti serta timnya. Begitu juga sebaliknya, jika pasangan Khofifah-Emil mau bekerja keras maka bisa saja menyalip," pungkasnya.
Seperti diketahui, tim litbang Kompas dalam surveinya menyebut, persaingan dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jatim kian ketat.
Selisih tingkat keterpilihan pasangan Khofifah-Emil dengan pasangan Gus Ipul-Puti Soekarno amat tipis, yaitu hanya 0,5 persen. Khofifah-Emil memperoleh elektabilitas 44,5 persen, sedangkan Saifullah-Puti 44,0 persen. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News