​Awalnya Kandang Sapi, Kini Jadi Madrasah Ibtidaiyah di Sumenep

​Awalnya Kandang Sapi, Kini Jadi Madrasah Ibtidaiyah di Sumenep Gedung sekolah yang dimiliki Yayasan Hadirur Rahman, berupa kelas 6 lokal masing-masing dua lantai.

Namun demikian, Hadiri juga bercerita tentang suka duka dalam mengelola lembaga . Pada awal dia merintis Madrasah, itu terjadi pada tahun pertama melaksanakan Haflatul Imtihan (2004), ia digelandang satuan Polsek Prenduan dengan tuduhan yang tidak jelas dan tidak ada bukti apapun.

"Saat itu, keesokan hari setelah Imtihan, ada tiga orang polisi dan tiga orang anggota Koramil hendak menangkap saya," urainya.

Dengan ekspresi wajah kesal dan emosionsl, Hadiri melanjutkan, "Saya menolak, saya tanya sama petugas, salah saya apa, kapan dan dimana. Tetapi saya tetap digiring ke kantor Polsek. Akhirnya, setelah jam 05 sore saya dilepas, karena memang tidak ada bukti apa-apa," lanjutnya.

Saat ini, gedung sekolah yang dimiliki Yayasan Hadirur Rahman, berupa kelas 6 lokal masing-masing dua lantai. Ditambah sebuah musala, yang pada mulanya kandang sapi berukuran 6x8 m untuk kegiatan mengaji dan salat berjamaah.

Pada akhir perbincangan, Hadiri juga berkisah tentang dua sosok guru panutannya sewaktu di Pesantren Annuqayah, yaitu KH Ishamuddin Abdullah Sajjad dan KH Tsabit Khazin. 

"Setiap kali saya ada kesulitan, saya langsung sowan menemui beliau untuk minta doa barakah," pungkas Hadiri. (bkl1/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO