"Jadi munculnya beberapa buaya itu bersamaan dengan Bengawan Solo sedang pladu (perubahan air yang menyebabkan ikan-ikan mabuk). Mestinya warga banyak yang mencari ikan tetapi tiba-tiba buaya besar muncul tidak ada yang berani," ucapnya.
Sementara itu, Forum Pimpinan Kecamatan Baureno bersama Pemerintah Desa Kalisari dan Lebaksari mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sepanjang wilayah tersebut.
"Ya, kami khawatir terjadi sesuatu hal. Karena munculnya buaya besar ini yang pertama. Kami masih coba pantau perkembangannya," ujar Camat Baureno Hariyanto.
Sementara terkait informasi munculnya 6 ekor buaya di Bengawan Solo di sekitar Desa Kalisari dan Lebaksari Kec. Baureno, pihak BPBD, Polsek, dan tim dari BKSDA wilayah Bojonegoro serta pihak terkait lain langsung melakukan pengecekan. Hasilnya, bahwa memang terdapat buaya di daerah dimaksud yang berasal dari muara.
Dalam rilis yang diterima BANGSAONLINE.com, BKSDA menyebut bahwa buaya tersebut muncul dikarenakan perubahan iklim yang membuatnya pindah ke sungai yang lebih dingin.
"Sementara (buaya, red) belum atau tidak bisa dievakuasi karena medannya tidak memungkinkan. Menunggu musim banjir, buaya akan pindah sendiri. Dan masyarakat diimbau untuk hati-hati dan waspada serta tidak beraktivitas dahulu di Bengawan Solo. Polsek serta Tagana saat ini tengah melakukan penjagaan," bunyi rilis tersebut. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News