SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) adalah kader inti dari Gerakan Pemuda Ansor. Di masa lalu, Banser sempat dipandang angker karena sejarah di tahun 1965. Kala itu Banser berhadap-hadapan, bahkan saling bunuh dengan anggota PKI dan simpatisannya.
Banser juga sempat dipandang sebelah mata dan menjadi sasaran bully di media sosial (medsos). Namun perlakuan itu tak menyurutkan eksistensi Korp Banser. Bahkan dari hari ke hari, minat menjadi Banser semakin tinggi.
BACA JUGA:
- Terpilih Kembali Jadi Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pasuruan, Abdul Karim Targetkan 10.000 Kader
- Ketua GP Ansor Kabupaten Pasuruan Lantik 26 Ranting
- Sore Ini Pengurus Ansor 2024-2029 Dilantik di Istora Senayan, Undang Jokowi dan Prabowo
- Gus Sholeh Diminta Maju Jadi Calon Ketua GP Ansor Kabupaten Pasuruan
Mulai orang tua hingga generasi milenial bergabung menjadi Banser. Para remaja putri juga tak sungkan bergabung dengan korp yang sering diplesetkan dengan TNU atau Tentara Nahdlatul Ulama.
Terbaru, putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka pun bergabung menjadi Anggota Banser. Gibran menjadi anggota Banser setelah mengikuti Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser di Solo.
"Hampir setiap bulan ada rekrutmen anggota Ansor dan Banser di setiap Kabupaten maupun Kota. Peminatnya pun selalu membludak. Padahal menjadi anggota Ansor-Banser tak gampang, harus melalui pelatihan atau diklat," terang Wakil Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor, Gus Abid Umar Faruq, Senin (24/2).
Ketua GP Ansor Kota Surabaya, H. M. Faridz Afif mengakui, setiap GP Ansor Surabaya membuka rekrutmen anggota Banser tak pernah sepi peminat. Justru pihaknya harus membatasi kuota pendaftaran karena membeludaknya peminat. Rata-rata ada 200 peserta diklatsar dalam setiap angkatan.
Pria yang akrab disapa Gus Afif ini menjelaskan, tak hanya minat menjadi anggota baru yang tinggi. Semangat anggota Banser aktif untuk mengikuti jenjang pendidikan pun sangat tinggi. Contohnya belum lama ini, GP Ansor Surabaya melaksanakan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) yang merupakan jenjang pendidikan lanjutan setelah Diklatsar.