​Usai Salat Malam untuk Covid-19, Kiai Asep Pimpin Tahlil 75 Tahun Wafatnya Hadratussyaikh

​Usai Salat Malam untuk Covid-19, Kiai Asep Pimpin Tahlil 75 Tahun Wafatnya Hadratussyaikh Para kiai saat mengikuti salat malam yang dipimpin Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim di Masjid Raya KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto Jawa Timur, Kamis (30/4/2020). foto: MA/ BANGSAONLINE.COM

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Prof Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag, memimpin tahlil 75 tahun wafatnya Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdhatul Ulama (NU) dan Pesantren Tebuireng Jombang, Kamis (30/4/2020) malam. Tahlil untuk Hadratussyaikh itu berlangsung di Masjid Raya KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Pacet Mojokerto Jawa Timur.

“Hari ini tanggal 7 Ramadhan. Hadratussyaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ari wafat tanggal 7 Ramadhan. Hadratussyaikh adalah Rais Akbar Syuriah PBNU. Mari kita tahlil. Juga kepada semua pengurus PBNU pertama. Kiai Ahmad Dahlan Wakil Rais Akbar, Kiai Wahab Hasbullah Katib Syuriah PBNU, Kiai Abdul Chalim abah saya, Katib Tsani Syuriah PBNU, Kiai Usman, dan kiai yang lain,” ajak Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada para kiai, mahasiswa dan santri .

Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar

Tahlil pun bergemuruh. Sekitar 300 orang ikut tahlil, terdiri dari para kiai, mahasiswa, dosen, guru dan santri . Mereka mengikuti tahlil secara khusuk di area masjid dengan tempat berbeda karena disekat-sekat sesuai protokol . Ada yang bertempat di beranda kanan masjid, beranda kiri masjid, dan di tangga atas, di samping para kiai dari berbagai daerah Jawa Timur yang berada dalam masjid. Santri putri juga ada yang berada di barisan paling belakang, di samping di beranda luar masjid.

Sebelumnya Kiai Asep memimpin salat tarawih. Kemudian dilanjutkan salat malam memohon virus corona segera dilenyapkan dari bumi Indonesia dan semua negara. Lalu istighatsah. Juga untuk memohon kepada Allah SWT agar covid -19 lenyap. “Insyaallah lenyap,” kata kiai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Surabaya dan Pacet Mojoketo itu.

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

Istighatsah itu diakhiri doa yang dipimpin para kiai secara bergantian. Antara lain: KH Jamaluddin, Rais Syuriah PCNU Probolinggo, KH Abdul Adzim Alwi, Rais Syruaih PCNU Mojokerto, Syaikh Barkawi dari Mesir (guru tugas ), Habib Ali (Probolinggo), KH Ja’far Shodiq (Ponorogo) dan Kiai Asep sendiri. Tampak hadir para kiai lain.

Salat malam untuk virus corona ini sudah digelar untuk keempat kalinya. Sebelumnya salat malam dan istighatsah itu pada nisfu sya’ban di lingkungan Pondok Pesantren Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Rabu (8/4/2020) malam. Kemudian salat malam itu digelar lagi pada Kamis (16/4/2020) malam, juga di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya. Lalu pada tanggal 23 April 2020, Kamis malamm juga di Pondok Pesantren Surabaya.

Kali ini salat malam dan istighatsah itu digelar di Masjid Raya KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto. “Saya sekarang agak jarang ke Surabaya,” tutur Kiai Asep.

Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi

Pada bulan Ramadan, kegiatan ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) ini memang fokus pada pengajian di pesantren yang dipimpinnya. Pukul 16.00 WIB atau sehabis salat Ashar, Kiai Asep mengaji kitap Mukhtarul Ahadits yang diikuti para mahasiswa dan santrinya. Acara ngaji Hadits ini berlangsung di Masjid Raya KH Abdul Chalim dengan disiarkan lewat channel YouTube.

Acara ngaji Kiai Asep tidak hanya di Masjid Raya KH Abdul Chalim. Tapi juga digelar di Kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC).

Baca Juga: Kiai Asep Yakin Mubarok Menang dalam Pilkada Mojokerto 2024, Inilah Target Kemenangannya

Pada pukul 3.15 menjelang pagi, Kiai Asep mengaji lagi. Juga diikuti para mahasiswa dan santrinya.

Usai salat jamaah Subuh Kiai Asep kembali mengaji untuk para mahasiswa dan santrinya. “Sampai terbit matahari,” jelas Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com.

Selain Mukhtarul Ahadits, Kiai Asep juga mengaji kitab tasawuf yaitu Al-Hikam, karya klasik Syaikh Ibnu Athaillah. “Selama satu minggu saya lima hari mengaji untuk santri dan mahasiswa,” katanya.

Baca Juga: Pembukaan Multaqa Alumni Al Azhar VIII, Kiai Asep Ungkap Sejarah Amanatul Ummah, Dulu Tempat Jin

Sementara untuk waktu dua hari dalam seminggu pengajian kitab diganti para ustadz , antara lain, Dr Muhiburrohman, Rektor IKHAC yang juga menantu Kiai Asep, Muhammad Barra (Gus Bara), Ketua Yayasan yang tak lain anak tertua Kiai Asep, dan Dr Afif Zamroni, menantu Kiai Asep. (MA)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'H Muhammad Faiz Abdul Rozzaq, Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah Asal Pasuruan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO