Koreksi Kisah Nabi Yunus, ​Kiai Mustain Syafii: Bukan Diuntal Ikan Paus, Tapi...

Koreksi Kisah Nabi Yunus, ​Kiai Mustain Syafii: Bukan Diuntal Ikan Paus, Tapi... Dr. KH. Ahmad Mustain Syafii, M.Ag. foto: Tebuireng Online

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Dr. KH. Ahmad Mustain Syafii, M.Ag, mengoreksi kisah tentang yang selama ini popular diuntal dan masuk ke dalam perutnya. Menurut dia, cerita itu tidak benar. Pengasuh Rubrik HARIAN BANGSA itu lalu menunjukkan bukti dari sisi bahasa yang dipakai dalam al-Quran.

Menurut dia, Al-Quran menyebut peristiwa itu dengan bahasa iltaqama yang berasal dari kata luqmatu. Yaitu faltaqamahu al-ḥt wa huwa mulim

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata

Dalam bahasa Jawa, luqmatu berarti pulu’an (sesuapan). Misalnya sa’puluan nasi atau sesuapan nasi. Berarti nasi itu masih berada di mulut. Belum masuk ke dalam perut.

Faltaqama berarti di-pulu’, bukan diuntal. Kalau diuntal itu ibtalaa,” kata Kiai Mustain Syafii dalam Webinar bertema ' Kemasyarakatan di Media Massa' yang digelar tafsiralquran.id, Ahad (4/9/2020).

Berarti, kata Kiai Mustain, posisi masih berada di rongga mulut ikan. Bukan dalam perut ikan. Menurut dia, seandainya Nabi Yunus diuntal dan masuk ke dalam perut ikan, pasti ia mati. Karena tergiling usus .

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman

Menurut Kiai Mustain, bernapas dengan paru-paru, bukan insang. Sehingga - yang berada di rongga mulut - seolah berada di suatu ruangan yang dilintasi udara atau oksigen yang diserap paru-paru.

“Jadi itu seolah duduk di ruangan ber-AC,” jelas Mudir Madrasatul Quran yang hafidz (hafal al-Quran 30 juz) itu. 

Meski demikian belum aman. Sebab bisa saja itu menelan . Nabi Allah itu selamat setelah membaca tasbih berulang-ulang. Laailaha illa anta subhanaka inni kuntu minaddzalimin. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman

Menurut dia, bertasbih terus-menerus karena merasa berdosa setelah minggat dari medan dakwah lantaran tak mendapat respons dari umatnya. “ puri’, minggat,” kata Kiai Mustain. 

Nah, saat menyeberangi laut, ternyata kapal yang ditumpangi oleng karena kelebihan bobot sehingga mengharuskan dilempar ke laut setelah melalui proses undian. Saat itulah tubuh langsung di-tampani ikan paus. (MMA)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'H Muhammad Faiz Abdul Rozzaq, Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah Asal Pasuruan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO