​Gus Yani Prihatin Pencari Kerja Capai 36.390 Orang, 200 Ribu Pekerja Mayoritas dari Luar Gresik

​Gus Yani Prihatin Pencari Kerja Capai 36.390 Orang, 200 Ribu Pekerja Mayoritas dari Luar Gresik Gus Yani saat bertemu masyarakat di Desa Siwalan Kecamatan Panceng, Selasa (10/11) malam. foto: ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Calon Bupati dan Wakil Bupati Gresik Nomor Urut 2 Fandi Akhmad Yani-Aminatun Habibah (Niat) mengaku prihatin masyarakat Gresik kesulitan mencari pekerjaan di daerahnya sendiri.

Padahal, sarana untuk masyarakat bisa bekerja di Gresik sangat banyak. Mulai pabrik, supermarket, mall, hotel, restoran, jasa, dan lainnya. "Kami sangat miris melihat keluhan masyarakat yang kesulitan mencari pekerjaan susah. Padahal, sarana pekerjaan di Gresik sangat banyak," ujar Fandi Akhmad Yani saat bertemu masyarakat di Desa Siwalan Kecamatan Panceng, Selasa (10/11/2020) petang.

Menurut Gus Yani, sulitnya masyarakat Gresik mencari kerja di bumi kelahirannya sendiri, membuat mereka terpaksa harus hijrah mengadu nasib ke derah lain. Ada yang bekerja di Jakarta, Kalimantan, dan kota-kota lain baik menjadi buruh kasar atau berdagang.

"Bahkan, banyak sekali yang terpaksa harus hijrah luar negeri baik menjadi tenaga migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI)," ungkapnya.

Gus Yani kemudian mencontohkan, sejumlah kecamatan yang penduduknya terpaksa harus hijrah mengadu nasib hingga luar negeri (LN). Yaitu di Kecamatan Dukun, Panceng, Ujungpangkah, Sidayu, Bawean dan Tambak Pulau Bawean. "Hal ini menunjukkan kurang adanya penanganan serius dalam menangani pengangguran," cetus Gus Yani.

Ironisnya, kata Gus Yani, meski warga Gresik kesulitan mencari kerja di daerahnya sendri, namun serbuan pekerja dari luar Gresik yang bekerja di sektor-sektor ekonomi di Gresik justru sangat banyak.

"Fakta ini, terjadi hingga sekarang. Saya contohkan, dari 200 ribu lebih pekerja di sektor industri yang kebanyakan unskilled (di luar keahlian), mayoritas pendatang dari luar Gresik. Ini harus dilakukan penertiban, dan pembenahan. Jangan sampai masyarakat kita itu ibaratnya mati di lumbungnya sendiri karena tak punya pekerjaan, tak bisa makan, sementara peluang kerja yang ada diambil orang luar Gresik," urainya.

Gus Yani mengungkapkan, hingga tahun 2020 sedikitnya tercatat jumlah pencari kerja produktif tembus di angka 36.390 orang lebih. "Jumlah itu baru yang mencari kerja. Belum termasuk yang tak mencari kerja (pengangguran pasif). Jumlah angka pengangguran itu dipastikan akan terus melonjak setelah adanya kelulusan, baik tingkat SMA, atau sarjana yang tak melanjutkan pendidikan karena terbentur biaya," ungkapnya.

"Sebetulnya, pemerintah kalau serius dalam menuntaskan probolemtika pengangguran sangat mudah. Sebab, potensi pekerjaan di Kabupaten Gresik sangat banyak. Sebagai contoh sektor industri (pabrik). Di Gresik kan ada 1.300 lebih pabrik. Kalau itu dimanfaatkan dengan betul oleh pemerintah, sangat potensi untuk mengurangi pengangguran. Belum lagi sektor lain, perhotelan, supermarket (mall), restoran, jasa, dan lainnya," tuturnya.

Potensi lain, masih kata Gus Yani, adalah keberadaan Pelabuhan Internasional yang di dalamnya ada Java Integrated Industrial Ports and Esatate (JIIPE) di wilayah Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.

Namun, proyek mercusuar yang dicetuskan oleh Pemkab Gresik pada tahun 2012 di lahan 3.000 hektare ini ternyata tak bisa berbuat banyak untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, untuk bisa mengurangi angka pengangguran yang begitu tinggi. Padahal, sebelumnya Pemkab Gresik menggembar-nggemborkan bahwa Pelabuhan Internasional dengan JIIPE-nya bisa menciptakan sebanyak 123.750 lowongan pekerjaan baru.

"Tapi nyatanya tak terbukti," kata Gus Yani.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO