BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - East Java Fashion Harmony 2020 berlangsung bersahaja tapi indah. Digelar dengan berlatar belakang Pantai So Long Banyuwangi, fashion show bertema Batik Gringsing ini dihelat dengan menyulap kawasan Villa So Long menjadi karpet catwalk para model.
Tema Batik Gringsing yang diangkat dalam East Java Fashion Harmony bukan tanpa alasan. Tema ini sengaja mengangkat filosofi Batik Gringsing sebagai wujud doa kemanusiaan untuk dunia dari Jawa Timur.
BACA JUGA:
- Usai Makan Korban Jiwa WNA China, Spot Foto Kawah Ijen Banyuwangi Ditutup
- Khofifah: Tinggal Pilih, di Jatim Ada 1.396 Wisata, ini Destinasi Eksotik Tiap Kabupaten
- Kunjungi Kota Pasuruan, Putri Indonesia Jawa Timur 2024 Ajak Anak-Anak Berani Raih Mimpi
- Bulan Madu Romantis di Wisata Tersembunyi Banyuwangi
Filosofi ini diambil dari kebiasaan pembatik gringsing yang kerap membatik dengan membacakan kalimat doa.
Kekuatan sebuah doa yang disematkan dalam sebuah karya seni berupa batik menjadi wujud ikatan kuat perajin pada pemiliknya, bahkan pada orang lain yang menggunakannya nanti.
Batik gringsing bermakna ‘gring’ yang berarti sakit dan ‘sing’ yang berarti jangan. Maka ‘gringsing’ memiliki makna jangan sakit.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat hadir dalam East Java Fashion Harmony 2020 mengatakan bahwa gelaran ini sengaja dilakukan tidak di dalam gedung melainkan di ruang terbuka.
Karena saat ini masih suasana adaptasi baru pandemi Covid-19, dan dibutuhkan untuk diselenggarakan di tempat yang aman dari penyebaran Covid-19.
East Java Fashion Harmony 2020 ini menelusuri jejak Batik Gringsing Jawa Timur di sembilan daerah. Yaitu seperti Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, Tuban, Tulungagung, Trengalek, Pamekasan, Bangkalan, dan Banyuwangi.