MADIUN, BANGSAONLINE.com - Meski sebelumnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa Timur sudah menujukkan hasil yang relatif signifikan, upaya penanganan terus dimaksimalkan untuk terus menekan penyebaran COVID-19.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa memang terdapat dampak yang signifikan dalam menekan penyebaran COVID-19 selama PPKM di Jawa Timur.
BACA JUGA:
- Jenazah Kiai Roziqi Disalatkan di Masjid Akbar, Khofifah 3 Kali Minta Kesaksian Jemaah
- Masjid Tertua di China Tak Ditempati Salat, Kenapa? Laporan M Mas'ud Adnan dari Tiongkok (3)
- CEO BANGSAONLINE Dicegat Pramugari dan Petugas Imigrasi di Bandara Fuzhou, Laporan dari Tiongkok
- Sempatkan Beli Takjil pada Penjual Makanan Sepi Pembeli, Taushiah Kiai Afif ini Direspon Khofifah
Karenanya, sesuai arahan Presiden Joko Widodo terkait PPKM Mikro, Pemprov Jatim berkomitmen untuk melaksanakannya dengan modal sosial yang telah dipupuk sejak 8 bulan yang lalu, yakni melalui Satuan Kampung Tangguh.
"Jadi, kami berkomitmen melaksanakan PPKM Mikro melalui salah satu embrio yang dimiliki sejak 8 bulan lalu yaitu Kampung Tangguh," terang Khofifah saat ditemui di Kampung Tangguh Semeru Desa Ngale, Kecamatan Pilang Kenceng, Kabupaten Madiun, Minggu (7/2).
Khofifah menjelaskan, kampung tangguh itu sendiri adalah inovasi yang telah diciptakan oleh Polda Jatim bersama dengan dukungan Pemprov Jatim, Kodam V Brawijaya, dan pemerintah kota/kabupaten, perguruan tinggi untuk menciptakan satuan terkecil berbasis partisipasi masyarakat yang mampu bergotong-royong dalam penanganan COVID-19.
Di mana, inovasi itu sesuai dengan rekomendasi WHO, bahwa penanganan COVID-19 harus dapat melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Kampung tangguh dapat berbasis RT, RW, kelurahan, maupun desa.
Klik Berita Selanjutnya