JEMBER, BANGSAONLINE.com - Nasib petani padi di Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Jember berbanding terbalik dengan yang dialami oleh petani Desa Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan.
Jika petani di Desa Dukuh Demok Kecamatan Wuluhan baru saja menggelar panen raya, mereka harus gigit jari setelah tanaman padinya gagal panen disebabkan karena serangan hama wereng.
Abdul Manab, salah satu pemilik tanaman padi warga Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Jember, mengelus dada karena kerugian yang dialaminya. "Milik saya luasan kurang lebih setengah hektare hanya mendapatkan uang Rp 2,3 juta," keluhnya.
"Padahal, untuk biaya tanam dan perawatannya sudah kurang lebih 10 hingga 15 juta," tambahnya.
Untuk menyiasati kerugian yang lebih besar lagi, masyarakat setempat memilih untuk panen lebih awal dari yang seharusnya.
"Itu pun harus dipanen sebelum masa panen. Jika dibiarkan, maka akan habis tidak akan merasakan hasilnya sama sekali," ujarnya.