Karena tak kunjung teratasi, maka Sayyidina Umar lalu mengutus tokoh muda Amr bin Ash. “Amr bin Ash lalu mencermati dan meneliti jenis atau ciri-ciri wabah itu. Amr bin Ash kemudian berkesimpulan bahwa wabah itu seperti api, sedang manusia adalah kayu bakarnya,” kata Kiai Imam Muttaqin.
Untuk mengatasi itu, Amru bin Ash kemudian memberikan solusi: warga harus berpencar, jangan berkerumun, agar api itu tidak menemukan manusia (berkerumun) sebagai kayu bakar. Api itu pun mati sendiri.
“Sekarang di Bangkalan, terutama Klampis dan Arosbaya, api itu sedang membara. Mari masyarakat jaga jarak, jangan berkerumun. Agar apinya mati sendiri. Ini berdasarkan sejarah Amr bin Ash,” katanya sembari mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
Jadi, menurut dia, Covid-19 yang kini menyerang Bangkalan, terutama Klampis dan Arosbaya, itu nyata dialami masyarakat setempat. Karena itu ia minta jangan berkomentar sembarangan. “Sudah nggak bantu (menangani Corona) masih berkomentar sembarangan. Kalian kan belum terserang (Corona). Coba kalau kalian terserang (Corona) lalu keluarganya mati sampai 5 orang, bagaimana perasaannya,” sesalnya.
Karena itu ia minta masyarakat tidak percaya pada omongan orang di media sosial yang meremehkan Covid-19. Menurut dia, kalau ingin tahu kondisi Klampis dan Arosbaya yang sebenarnya, berkomunikasi saja langsung dengan warga Klampis dan Arosbaya.
“Kalau datang (ke Arosbaya dan Klampis) kan gak bisa (karena ketat). Tapi cobalah berkomunikasi langsung (lewat HP),” pintanya. “Jangan mendengarkan omongan di facebook. Karena yang komentar itu biasanya bukan orang Bangkalan (sehingga tak tahu kondisi yang sebenarnya),” katanya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News