Menurut Lisa Muyassir, warga Arosbaya sempat dicekam ketakutan. Mereka tak berani keluar luar. Bahkan untuk belanja kebutuhan sehari-hari saja mereka enggan. “Mereka lockdown sendiri,” katanya.
Padahal sebelum diserang Covid-19, warga Arosbaya selalu menggelar acara-acara besar. Termasuk resepsi pernikahan dengan mengabaikan protokol kesehatan. Dan dalam kehidupan sehari-hari mereka tak pakai masker.
“Dulu pakai masker ditertawakan. Sekarang mereka pakai masker rangkap tiga,” kata Lisa Muyassir.
Angka warga terserang Covid-19 dan yang meninggal dunia saat itu memang luar biasa tinggi di Arosbaya. Sampai Arosbaya sangat terkenal karena tiap hari masuk TV dan koran dan media online.
“Waktu saya ke Surabaya kulakan di pasar Kapasan Surabaya, begitu orang tahu saya dari Madura, mereka nanya apa sampean dari Arosbaya,” kata Lisa Muyassir yang sehari-harinya berjualan pakaian di Pasar Arosbaya.
Namun kini kondisi Arosbaya sudah membaik. “Sudah empat hari ini tak ada orang meninggal,” kata Misdi, warga Arosbaya, yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir angkutan kepada BANGSAONLINE.com, Senin (5/7/2021).
Lisa Muyassir juga menyampaikan hal yang sama. Menurut dia, dalam beberapa hari ini ia tak mendengar ada orang meninggal. “Ya sekarang di kampung saya sudah tak ada orang meninggal. Semoga kondisi ini terus membaik,” harapnya.
Menurut dia, banyak sekali upaya yang dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di Arosbaya. Selain mengharuskan masyarakat pakai masker dan menjaga jarak, juga melarang berkerumun. Selain itu tiap hari rumah penduduk di kampung-kampung -terutama pasar - disemprot disinfektan.
"Saat itu tiap hari pasar dan kampung disemprot," katanya.
Ia juga menceritakan bahwa situasi di Arosbaya kini sudah tidak ketat seperti dulu. Dulu, tutur Lisa, setiap sudut kampung dijaga anggota TNI dan polisi. Semua orang yang lewat diperiksa.
“Sekarang sudah tidak. TNI dan polisi tetap ada. Tapi di pos,” katanya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News