Tafsir Al-Kahfi 66-68: Nabi Khidir dan Pelatih Badminton

Tafsir Al-Kahfi 66-68: Nabi Khidir dan Pelatih Badminton Herry Iman Piengardi atau Herry IP, pelatih ganda putra Indonesia yang berhasil melahirkan pasangan ganda putra terbaik dunia, salah satunya pasangan Kevin-Marcus.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

66. Qaala lahu muusaa hal attabi’uka ‘alaa an tu’allimani mimmaa ‘ullimta rusydaan

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata

Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?”

67. Oaala innaka lan tastathii’a ma’iya shabraan

Dia menjawab, “Sungguh, engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman

68. Wakayfa tashbiru ‘alaa maa lam tuhith bihi khubraan

Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”

TAFSIR AKTUAL

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman

Di atas dipaparkan, bahwa nabi Khidir A.S. mengarahkan Musa A.S. ke ilmu kerasulan saja dan tidak perlu menimba ilmu yang “rusyda”, karena tidak bakat. Tidak akan berhasil nantinya dan nyatanya tidak berhasil.

Seorang pelatih badminton kelas nasional menolak murid baru kelas anak-anak yang sudah punya prestasi tingkat provinsi masuk pada nomor tunggal putra. Oleh pelatihnya, siswa baru itu ditempatkan di ganda putra dan dipasangkan dengan temannya yang sesuai.

Orang tuanya agak kecewa dengan keputusan pelatih itu, karena dia sendiri yang melatih sebelumnya dan terbukti meraih juara pada banyak event. Sang pelatih tersebut menjawab: "dari pada anak ini mati pada usia muda lebih baik mati pada usia tua".

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani

Maksudnya, menurut pengamatannya, anak ini tidak bisa naik prestasi di nomor tunggal, bahkan bisa dipastikan gugur saat usia muda. Mungkin di kelas taruna atau remaja sudah gugur, karena ada beberapa hal yang dia lihat. Tapi akan lebih bagus jika dipasangkan dalam nomor ganda, in sya’ Allah bisa tembus hingga ke kelas dewasa. Begitulah seharusnya seorang guru.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO