KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang bertindak sebagai Wakil Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), menyampaikan berbagai perkembangan terkait pandemi Covid-19 serta pelaksanaan program pembangunan daerah maupun program kerja Apeksi di Kota Kediri.
Penyampaian bahasan terkait penanganan Covid-19 itu dilakukan saat Rapat Koordinasi (Rakor) Dewan Pengurus Apeksi secara virtual, Senin (9/8).
BACA JUGA:
- Gandeng HWDI, Pemkot Kediri Gelar Pelatihan Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas
- Pilkada 2024, KPU Kota Kediri Buka Pendaftaran KPPS
- Upayakan SDI dan Data Berkualitas, Pemkot Kediri dan BPS Kembali Gelar Pembinaan Statistik Sektoral
- Coin Emas 2024: Kompetisi Bahasa Inggris Terbesar di Kota Kediri Sukses Digelar
Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri menyampaikan bahwa di Kota Kediri kasus terkonfirmasi positif mulai mengalami penurunan, setelah di minggu keempat bulan kemarin mengalami peningkatan kasus. Kota Kediri sebagai salah satu daerah aglomerasi pasti ikut menanggung beban.
Bila dilihat dari BOR rumah sakit, dari 500 tempat tidur yang disediakan, hanya 200 sampai 230 orang yang menempatinya, sisanya ditempati oleh warga luar Kota Kediri. Namun hal itu juga karena rumah sakit Kota Kediri ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
“Untuk mengendalikan BOR di rumah sakit, kami mengendalikan di hulunya. Contohnya bila ada yang melakukan isolasi harus tetap dikontrol,” kata Mas Abu, Senin (9/8).
Lebih lanjut, Wali Kota Kediri memberikan saran untuk daerah lain untuk memerhatikan pasokan oksigen. Karena seperti di Kota Kediri, yang sudah dipersiapkan dan dirasa sudah cukup memenuhi ternyata belum cukup memenuhi dan sampai saat ini Kota Kediri menerima pasokan oksigen 2 hari sekali.