"Sedangkan misi kami antara mengangkat martabat dan derajat kaum dhuafa, meringankan beban hidup keluarga para mustahiq (kaum dhuafa), sebagai jembatan donatur dalam menyalurkan zakat, infaq, shadaqah, wakaf dengan para mustahiq," imbuh Fransdana.
Selanjutnya, membangun manusia yang berjiwa sosial tinggi, tenggang rasa terhadap sesama, berjiwa dermawan, suka menolong, dan meringankan beban hidup orang lain khususnya kaum dhuafa.
"Serta mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan kaum dhuafa, khususnya Kota Kediri dan seluruh Indonesia umumnya," tutup Fransdana.
Sementara itu, Matdjuri, 75, tukang becak asal Desa Mlati, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri yang setiap hari mangkal di depan Stasiun KA Kota Kediri, mengaku senang dengan pemberian nasi bungkus dan air mineral dari Yayasan Peduli Dhuafa Aku Bisa.
"Kami mengucapkan terima kasih atas pemberian nasi bungkus ini," ujar pria yang sejak tahun 1975 sudah mangkal di depan stasiun tersebut. (uji/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News