Tradisi Osing, Banyuwangi Gelar Sadap Nira

Tradisi Osing, Banyuwangi Gelar Sadap Nira Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam acara tradisi sadap nira, sebagai bagian budaya Osing.

Dalam kesempatan itu, Bupati Anas menyempatkan diri melihat pengolahan gula aren secara tradisional. Anas juga mencicipi aneka penganan dari gula aren itu. "Secara tak langsung, kegiatan ini membangkitkan kuliner lama, dan berpotensi menumbuhkan pasar," kata Anas.

Camat Licin Muhammad Lutfi juga mengatakan Osing Culture Festival merupakan ide dari warga Desa Banjar. Melihat pariwisata berkembang, terutama Gunung Ijen yang mampu menyedot ribuan wisatawan, memunculkan ide dari masyarakat setempat untuk mengolah potensinya menjadi sebuah daya tarik wisata.

"Ini murni ide dari warga sini untuk mengembangkan desanya. Sebenarnya sudah dimulai sejak tahun lalu. Sudah banyak rombongan wisatawan yang menikmati paket tur wisata ini. Mereka melihat sadap nira, pengolahannya serta kita suguhi kuliner berbahan dasar gula aren. Mereka sangat senang, apalagi juga kita tampilkan kesenian warga di sini," ujarnya.

Tradisi penyadapan nira di desa Banjar memiliki keistimewaan. Seperti yang diungkapkan salah satu penyadap nira asli warga Desa Banjar, Haini (54).

Menurut Haini, tidak sembarang orang bisa menyadap nira pohon aren. Hanya mereka yang mendapatkan mimpi bertemu gadis atau sosok perempuan saja yang bisa melakukan penyadapan dengan lancar. Selain itu, seseorang yang menyadap nira juga harus bersih hatinya atau pohon nira yang disadap tidak akan mau mengeluarkan air.

"Misalnya saja saya selingkuh, walaupun berair tapi tadah yang dipasang tidak akan penuh dengan nira," ujar Haini.

Selain itu, ungkap Haini, para penyadap nira di desanya meyakini saat akan menyadap nira, baju yang dikenakan harus sama dengan baju saat pertama kali mereka menyadap.

“Selain itu, penyadap harus harum bau tubuhnya. Kalau dua syarat itu tidak dipenuhi, biasanya air hasil sadapannya tidak akan maksimal," ujar Haini yang berprofesi penyadap nira selama lebih dari 30 tahun.

Para pengunjung selain bisa melihat beragam olahan nira dan cara memasaknya, pada festival itu sebagian juga diajak menyusuri kebun pohon aren. Mereka diajak melihat langsung kebun aren, penyadapan niranya, hingga pengolahannya. Mereka juga disuguhi nasi lemang khas Banjar, yaitu nasi yang dimasukkan ke dalam bambu. 

Sumber: antaranews

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Cuaca Kurang Bersahabat, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Ditutup':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO