Anggota DPRD Bandar Lampung Tewas Dimutilasi, Diduga karena Masalah Cinta dan Utang-Piutang

Anggota DPRD Bandar Lampung Tewas Dimutilasi, Diduga karena Masalah Cinta dan Utang-Piutang Kali pertama potongan tubuh korban ditemukan sudah membusuk dan tersangkut ranting sungai Tanjung Kemala, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan.

BANDAR LAMPUNG, BANGSAONLINE.com - Setelah tiga pekan menghilang, seorang anggota DPRD Bandar Lampung bernama Muhamad Pansor diduga menjadi korban . Dugaan itu muncul setelah ditemukan potongan tubuh yang memiliki kesamaan dengan ciri-ciri korban. Potongan tubuh tersebut didapati di Sungai Tanjung Kemala, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, beberapa hari lalu.

Dugaan sementara, pembunuhan dengan itu karena percintaan dan utang piutang. Namun demikian, untuk memastikan polisi akan melakukan pengusutan lebih lanjut.

"Kan korban punya teman dekat ya, bisa jadi masalah cinta atau utang piutang. Itu sangat mudah untuk diungkap," kata Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih, Selasa (31/5).

Menurut Sulis, Polda Lampung sudah membentuk dua tim untuk mengungkap kasus pembunuhan M Pansor.

"Senin (30/5) malam, kami gelar perkara yang dipimpin Pak Kapolda langsung. Perintahnya secepatnya bergerak,"kata dia.

Tim tersebut menyebar pada tiga titik yang disinggahi korban sebelum menghilang.

"Tim bergerak tak cuma di Lampung saja, ada yang di Jakarta, apakah korban berangkat menggunakan pesawat atau perjalanan darat, dan OKU juga tempat ditemukan jasad korban," ujar dia.

Menurut dia, penyelidikan dimulai dari SMS yang berisi bahwa korban sudah sampai di Jakarta pada Sabtu (16/4) sekitar pukul 17.00 WIB. Di Jakarta, korban mengendarai mobil pribadi dan ada informasi sempat dijemput temannya di sana. Lalu, M Pansor dilaporkan hilang pada Jumat (15/4). Tak lama dari laporan tersebut, Polda Sumsel menerima laporan warga atas temuan mayat tanpa identitas korban .

Dalam kasus terbunuhnya politisi PDI-P tersebut, kepolisian belum memeriksa pihak keluarga. Sampai berita ini diturunkan, belum ada acara penyambutan jenazah di rumah korban yang berlokasi di Jalan Yudistira, Kelurahan Kampung Sawah, Kota Bandar Lampung. Rumah korban dijaga ketat oleh sekumpulan orang. Setiap karangan bunga belasungkawa ditolak untuk dipasang.

Potongan tubuh itu ditemukan tersangkut di ranting aliran sungai di Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Martapura, OKU Timur, Sumatera Selatan, Selasa (19/4) pukul 14.30 WIB. Saat ditemukan kondisinya sudah membusuk sehingga polisi kesulitan mengenali korban.

Setelah dilakukan uji DNA di Mabes Polri, identitas potongan kepala, sepasang kaki, panggul, dan lengan kiri ditemukan di sungai Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, pada 19 April 2016 lalu akhirnya terungkap. Korban adalah Muhammad Pansor bin Abdullah Bakri, yang merupakan anggota DPRD Lampung.

Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Djoko Prastowo menjelaskan, kesimpulan itu didapat setelah semua hasil tes dilakukan memiliki kemiripan dengan sampel DNA anak korban bernama Marisa. Hasil pengujian juga dikuatkan dengan data material didapat dari keluarga korban.

"Tes DNA menunjukkan identik ada kesamaan dengan profil DNA yang mengaku keluarga. Kita pastikan identitas Mr X itu adalah Muhammad Pansor bin Abdullah Bakri yang kebetulan anggota DPRD Lampung," papar Djoko.

Selain itu, lanjut Djoko, dari hasil tes DNA juga menunjukkan lima potongan tulang ditemukan merupakan satu kesatuan tubuh korban. "Kesimpulannya, semua potongan itu tidak terpisahkan atau satu kesatuan utuh, milik korban Pansor," beber Djoko.

Selain menjadi korban , hasil autopsi menunjukkan terdapat bekas luka tembakan di kaki korban. Korban dinyatakan murni tewas karena tindak kriminal. Lanjut Djoko mengungkapkan, luka tembakan tersebut diketahui saat dilakukan otopsi sejak pertama kali ditemukan. Namun, proyektil sudah tidak berada di kaki korban.

"Memang ada bekas luka tembakan di bagian kaki korban," kata Djoko.

Hal itu membuktikan, sambung Djoko, korban tewas karena dibunuh. Apalagi, tubuhnya sudah terpotong-potong dan ditemukan terpisah di beberapa tempat.

"Kalau dilihat tubuhnya dipotong-potong seperti itu, murni kriminal," tegas Jenderal bintang dua ini.

Djoko menambahkan, pihaknya akan membantu dan berkoordinasi dengan Polda Lampung dalam proses penyelidikan. Namun, dia menyatakan siap turun tangan jika dari hasil penyelidikan ditemukan fakta lokasi kejadian di Sumsel.

"Kita siap backup Polda Lampung menyelidikinya dan mengusutnya," ujarnya.

Kini, penyelidikan pembunuhan terhadap anggota DPRD Lampung ini dilimpahkan ke Polda Lampung, meski jasadnya ditemukan di wilayah Sumatera Selatan. Polisi kini harus kerja keras mengungkap pelaku pembunuhan dan tersebut.

Dari hasil koordinasi sementara, kata Djoko, polisi setempat akan memeriksa saksi-saksi yang mengenal korban, termasuk mencari orang terakhir bersama korban.

"Kapan menghilangnya, dengan siapa terakhir, itu yang diusut," papar Djoko.

Dugaan awal, sambung dia, lokasi pembunuhan adalah di luar Sumatera Selatan. Untuk menghilangkan jejak, jasadnya dibuang ke wilayah Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumsel. "Belum tahu lokasi tindak pidana pertama di mana. Bisa terjadi di Lampung, bisa terjadi di daerah lain," imbuhya. (kcm/rol/mtv/det/ns)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO