GRESIK, BANGSAONLINE.com - Warga masyarakat di Desa Melirang Kecamatan Bungah tidak ingin kalau segala tradisi baik yang telah diwariskan nenek moyang mereka punah ditelan zaman akibat anak cucu tidak melestarikannya.
Karena itu, ribuan warga Melirang hingga sekarang terus bertekad untuk memperingati tradisi yang telah dibuat nenek moyang mereka. Seperti halnya, tradisi menggelar pawai budaya yang digelar ribuan warga, Minggu (25/9).
BACA JUGA:
- Kejari Gresik Periksa 8 Orang Buntut Dugaan Penyimpangan Beras CSR Desa Roomo
- Beras dari Dana CSR Bau dan Tak Layak, Warga Desa Roomo Gresik Demo Kades
- Sidang Kasus Korupsi Hibah UMKM Gresik: Jaksa Tuntut Farda 1,5 Tahun dan Ryan 1 Tahun Penjara
- Karnaval 4 Dusun di Desa Kandangan Gresik Geliatkan Ekonomi UMKM
Dalam pawai budaya tersebut Kelompok masyarakat desa membuat beraneka miniatur, mulai kabah, koruptor yang sedang dipenjara, pohon, aneka hewan seperti kelelawar dan lainnya.
Yang menarik, ribuan warga juga mengarak tumpeng raksasa keliling kampung sebelum tumpeng nasi kuning itu mereka santap beramai-ramai.
Menurut Noto Utomo, salah satu warga Desa Melirang, bahwa pawai budaya tersebut merupakan tradisi yang selalu dilakukan oleh warga Melirang dalam tiga tahun sekali. "Pawai itu untuk uri-uri budaya agar tidak sirna ditelan zaman," kata anggota FPDIP DPRD Gresik ini.
Noto menyatakan, bahwa saat ini banyak generasi muda yang tidak mengetahui tradisi yang telah dicetuskan dan rutin diperingati oleh nenek moyang mereka. Kondisi tersebut karena para generasi penerus tidak mau melestarikan budaya tersebut. Sehingga, tradisi baik itu akhirnya sirna.
Klik Berita Selanjutnya