Prosedur Rapid Test Sebabkan Calon Bayi di Banyuwangi Meninggal Dalam Kandungan

Prosedur Rapid Test Sebabkan Calon Bayi di Banyuwangi Meninggal Dalam Kandungan Pemakaman bayi malang yang terlambat dioperasi.

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Seorang bayi di Banyuwangi meninggal dunia dalam kandungan. Penyebabnya diduga sang ibu - Erna Kus Dewi Yana (34), terlambat ditangani lantaran harus mengikuti prosedur rapid test Covid-19 dan serangkaian pemeriksaan lainnya.

Istri dari Muhammad Abdullah (32), warga Jalan Banterang, Kelurahan Kampung Melayu itu pun harus menerima kenyataan pahit akibat anak ketiganya sudah meninggal saat dilahirkan.

Sang adik, Dedi Kusprayitno Wibowo menuturkan, berdasarkan keterangan yang ia dapatkan dari kakak iparnya Muhammad Abdullah, kurang lebih dua minggu lalu sebenarnya kakaknya itu sudah berupaya dan memohon agar segera ditangani tim medis di RS Yasmin. Karena, dokter di sana sudah memerintahkan harus segera dioperasi.

"Kamu kontrol sekarang, besok langsung operasi," kata Dedi menirukan ucapan dokter yang dikatakan kakak iparnya tersebut kepada BANGSAONLINE.com, Senin (7/12/20).

Namun sebelum menjalani operasi, kata Dedi, Erna kakaknya itu dinyatakan reaktif setelah menjalani rapid test dua hari sebelumnya. Kemudian diminta untuk tes swab dan menunggu sehari untuk mendapatkan hasilnya. "Hasil tes swab-nya negatif," kata Dedi.

Tak sampai di situ, selanjutnya kakaknya ini disuruh untuk melakukan pemeriksaan radiologi. Hasilnya, kakaknya ini dinyatakan ada gangguan jantung.

"Saat melakukan pemeriksaan jantung di RS Yasmin, kata dokternya peralatan di sana kurang bagus, sehingga dirujuk ke RSUD Blambangan," jelasnya.

Sehingga pada Sabtu (5/12/20) malam lalu, Erna melakukan pemeriksaan di rumah sakit milik Pemkab Banyuwangi tersebut. Karena malam, dokter kandungan maupun jantung tidak ada di tempat. Sehingga disuruh untuk memeriksakan di RS Bunda.

Seperti tersambar petir di siang bolong, alangkah terkejutnya Erna dan Abdullah ini setelah mengetahui bayinya sudah dinyatakan meninggal dunia di dalam kandungan oleh dokter di RS Bunda. Mereka pun sangat sedih dan mencoba menerima kenyataan tersebut. Akhirnya, Erna dioperasi Minggu (6/12/2020) kemarin untuk mengeluarkan jasad bayinya.

"Misal kata, saat itu dokter sudah memerintahkan operasi dan langsung dioperasi, Insya Allah (bayinya) selamat," kata Dedi menirukan keluh kesah Abdullah kakak iparnya.

Dedi merasa kecewa, prosedur rapid test Covid-19 yang lama mengesampingkan kondisi darurat saat kakaknya hendak melahirkan. "Seharusnya kondisi darurat seperti itu harus selamatkan dulu bayinya," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono saat dikonfirmasi hingga saat ini belum memberikan jawaban. (guh/ian)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO