Terbukti Katrol Suara Parpol-Kursi DPR, Khofifah Jadi Rebutan Prabowo, Erick, Airlangga
Editor: M Mas'ud Adnan
Rabu, 30 Maret 2022 19:34 WIB
Saya menyampaikan dua hal. Pertama, saya katakan, jika kita mengusung Khofifah, maka limpahan suara Muslimat NU pada PKB sangat besar. Baik Khofifah menang atau kalah.
Kedua, kata saya, saya sudah menugasi wartawan HARIAN BANGSA untuk wawancara dengan ketua PCNU di seluruh kota dan kabupaten se-Jawa Timur. Hasilnya, 70 persen mendukung Khofifah, meski PWNU Jatim mendukung Pak Karwo-Gus Ipul.
“Ini fenomena politik menarik. Mereka (Ketua PCNU-Red) dalam berita minta ditulis netral, tapi diam-diam mereka mendukung Khofifah,” kata saya.
Halim Iskandar yang memimpin rapat akhirnya memutuskan semua pengurus PKB Jatim turba ke ketua PCNU seluruh Jawa Timur untuk menyerap aspirasi soal Pilgub.
“Kecuali Cak Ud, karena Cak Ud sudah jelas dukung Khofifah,” katanya.
(Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memotong tumpeng saat HUT ke-22 HARIAN BANGSA di kantor HARIAN BANGSA Jl Cipta Menanggal I/35 Surabaya, Selasa (1/3/2022). Tampak Ketua Umum PP Muslimat itu didampingi M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com dan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur. Foto: HARIAN BANGSA)
Sekitar dua minggu kemudian Cak Imin kontak saya. Ia mulai condong ke Khofifah. “Kayaknya kita dukung Khofifah. Saya mendapat telepon dari Ketua Muslimat NU Jawa Barat dan Jawa Tengah, kalau PKB merekom Khofifah mereka akan all out dukung PKB,” kata Cak Imin.
Pada Pilgub 2013 PKB merekom Khofifah. Tapi kalah. Ada info tim sukses tak solid. Terutama dari parpol.
Meski demkian, imbas suara Muslimat NU pada PKB sangat besar saat Pileg 2014. Kursi PKB naik drastis, baik di DPRD Jatim maupun di tingkat nasional. Bahkan PKB di Jatim menjadi partai pemenang, mengalahkan PDIP. Padahal pada Pemilu 2009 PKB sempat terpuruk. Hanya punya 13 kursi DPRD Jatim.
Pada Pemilu 2014 PKB meraih 20 kursi DPRD Jatim. Otomatis punya jatah Ketua DPRD Jatim. Secara nasional PKB meraih 11.298.957 (9,04 persen) suara.
Karena itu mudah dipahami, jika kini banyak sekali pimpinan parpol berebut Khofifah.
Ketiga, Khofifah punya pengalaman lama, baik di legislatif maupun ekskutif. Otomatis Khofifah punya kecakapan tersendiri sebagai pemimpin. Paling tidak, pengalamannya yang panjang itu menjadi garansi bahwa Khofifah adalah pemimpin yang mumpuni.
Hebatnya lagi, Khofifah menjadi anggota DPR RI sejak usia muda, 27 tahun. Otomatis ia memiliki – meminjam istilah Wilbur Schramm - frame of reference sangat tinggi. Nah, pengalaman, nilai, harapan, status sosial ekonomi, hingga preferensi politik, yang tinggi itu, menempatkan Khofifah sebagai tokoh nasional yang mampu beradaptasi dan mengatasi secara cepat setiap tugas dan tantangan yang dihadapi.
Memang, salah satu keistimewaan Khofifah adalah tanggap dan trengginas. Sehingga siapapun akan merasa sangat diuntungkan punya patner atau pemimpin dengan karakter Khofifah. Karena itu pada HUT ke-21 HARIAN BANGSA memberi penghargaan Khofifah sebagai Pemimpin Tanggap-Trengginas.
Bahkan pada HUT ke-22 HARIAN BANGSA kembali memberikan penghargaan Khofifah sebagai Ummul Yatama wal Masakin (Ibunya para anak yatim dan orang miskin). Alasannya, Khofifah sangat peduli terhadap anak yatim dan sukses mengurangi angka kemiskinan secara drastis di Jawa Timur. (m mas’ud adnan)