Sopir Taksi yang ditemukan Tewas di Jl Kalisosok, Puasa Rajab, Ingatkan Anak Jaga Calon Cucu | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Sopir Taksi yang ditemukan Tewas di Jl Kalisosok, Puasa Rajab, Ingatkan Anak Jaga Calon Cucu

Editor: Dur/Revol
Wartawan: Rusmiyanto
Rabu, 22 April 2015 21:49 WIB

Asia (istri korban) menerima santunan dari pihak Blue Bird. (Rusmiyanto/BANGSAONLINE)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Polrestabes Surabaya terus melakukan penyelidikan guna mengungkap fakta sopir taksi Blue Bird Group dengan nomor polisi L-1518-UP dan nomor lambung Q 318 yang ditemukan tewas di sekitar gedung tua bekas penjara Kalisosok, Senin (20/4) malam.

Untuk mengungkap sopir taksi Moh Rusdi (52), warga Desa Karang Anyar kecamatan Kwanyar, Bangkalan Madura, petugas kepolisian kembali menurunkan tim tambahan guna mempercepat pengungkapan fakta dan pelaku tersebut.

“Sekarang Unit Jatanras kami turunkan untuk membantu pengungkapan kasus pembuhan supir taksi tersebut,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete, Rabu (22/4).

Takdir mengatakan, sementara ini belum ada temuan baru dari penyelidikan, namun pihaknya terus melakukan penyelidikan dengan mencari saksi-saksi dan mencari barang bukti yang mendukung penyidikan.

Ateng Aryono, General Manager Area Surabaya Blue Bird mengatakan, detik-detik terakhir korban terpantau di Surabaya Plaza pada sekitar pukul 21.00 WIB. Kemudian, taksi yang dikendarai korban bergeser ke arah Jl. Pemuda dengan kecepatan 50/jam.

“Kecepatan korban itu sangat lambat sekitar 50/jam lah. Sebelumnya GPS korban terpantau di Jl. Pemuda sekitar Surabaya Plaza sebelum kejadian,” kata Ateng.

Namun Ateng enggan menjelaskan secara detail titik mana yang dilalui oleh korban sebelum Jl. Kali Sosok, tempat Korban ditemukan meninggal dunia. “Saya tidak tau secara detil sebelumnya korban itu terpantau di Jl. Pemuda terus bergeser,” ungkapnya.

Pihak perusahaan taksi tempat korban bekerja telah memberikan gelar kepada korban dengan sebutan “pahlwan biru“. Selain itu, juga memberikan santunan pada ahli waris almarhum Moh Rusdi.

Santunan itu sudah diberikan sejak almarhum dibawa ke rumah duka hingga proses pemakaman. Nantinya, pihak perusahaan juga memberikan beasiswa kepada anak korban yang masih duduk di bangku MTs atau SMP hingga lulus SMA.

Istri korban, Hj. Asia (38) beralamat di Karang Anyar kecamatan Kwanyar, Bangkalan Madura mengatakan, sebelum meninggal, korban sempat menelpon istrinya dan mengingatkan untuk berbuka puasa.

“Dia itu sangat perhatian dengan saya dan anak-anaknya. Sekitar pukul 18:15 dia telpon ke saya untuk berbuka puasa. Dan beliau juga sedang berpuasa Rajab,” kata Asia.

Setelah itu, lanjut Asia, sekitar pukul 23:00 dirinya mendapat kabar bahwa suaminya tersebut mengalami kecelakaan, “Saya dikabari, katanya suami saya kecelakaan, tidak diberi tahu kalau dibunuh seperti itu,” ungkap Asia sambil terengah-engah dengan air mata berlinang.

Asia melanjutkan, sebelum berangkat kerja pada hari Senin itu, korban berpamitan kepada istrinya untuk tidak pulang selama empat hari. Katanya suaminya ingin melembur untuk cari biaya sekolah anaknya yang jadi santri di pondok Bangil.

“Memang dia izin tidak pulang selama empat hari. Katanya, akan lembur karena waktunya ngirim ke pondok, sangat butuh uang,” papar Asia didampingi anak keduanya, Dwi Mutmainnah (14) dan anak sulungnya, Musliha (22) yang tengah hamil tua.

“Seperti biasanya, ayah telpon mengingatkan saya agar jangan capek-capek, jaga kesehatan kandunganya,” ungkap Musliha. “Ayah itu sangat sayang sama calon cucunya,” imbuhnya singkat sambil menangis.

 

 Tag:   pembunuhan

Berita Terkait

Bangsaonline Video