Gubernur Khofifah Optimalkan Penyaluran Bansos dan Sejumlah Program Pengentasan Kemiskinan
Editor: Novan
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Senin, 08 Januari 2024 10:00 WIB
SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Pemprov Jawa Timur, berkomitmen terus fokus menurunkan angka kemiskinan.
Dalam hal ini, salah satu upaya yang dilakukan yakni melalui berbagai program Bantuan Sosial (Bansos).
BACA JUGA:
Grand Final Raka Raki Jatim 2024, Pj. Gubernur Adhy Minta Gencar Promosi Wisata Jatim Secara Digital
Pekerja MPS Trowulan Kompak Pilih Gubernur yang Full Senyum
Rapat Konsolidasi Tim Pemenangan Pilgub Jatim, Khofifah Tekankan Politik Santun
Di Depan Kiai Se-Madura, Kiai Asep Sampaikan Kesan Rektor Al Azhar Mesir tentang Figur Khofifah
Penyaluran Bansos itu di antaranya disalurkan melalui beberapa program pengentasan kemiskinan.
Yakni dengan memperluas pelayanan dan jangkauan kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berharap Bansos tersebut menjadi jalan menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur.
"Untuk mewujudkan Jatim Sejahtera, Jatim Berkah dan Jatim Harmoni yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya, berbagai upaya telah kami lakukan. Salah satunya dengan menyalurkan berbagai bantuan sosial," ujar Gubernur Khofifah, Senen (8/1/2024).
Gubernur Khofifah menjelaskan beberapa langkah yang dilakukan untuk menurunkan kemiskinan.
Antara lain menurunkan beban pengeluaran rumah tangga miskin, meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin, dan menekan angka kemiskinan di daerah kantong kemiskinan.
"Langkah ini kami lakukan sebagai bentuk sapaan sekaligus sebagai bentuk intervensi sektor sosial yang memang perlu ada penguatan," jelasnya.
Penurunan beban pengeluaran rumah tangga miskin diwujudkan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) Plus dan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD). Yang mana pengelolaannya di bawah Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
PKH Plus bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH yang memiliki anggota keluarga lansia di atas 70 tahun.
Masing-masing lansia yang menjadi penerima manfaat (PM) PKH Plus menerima bantuan sebesar Rp2 juta per tahun yang dibagi dalam empat tahap penyaluran.
Pada tahun 2019-2022, program ini menyasar 50.000 lansia per tahun, kemudian pada tahun 2023 sasaran program ini bertambah menjadi 55.000 lansia. Total 255.000 lansia telah menerima program PKH plus.
“PKH Plus ini adalah upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi lansia kurang mampu, sekaligus sebagai upaya agar lansia terawat dan tercukupi kebutuhannya. Para lansia kurang mampu ini termasuk masyarakat rentan yang harus mendapat perhatian dari pemerintah,” ungkap Khofifah.
Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, untuk program ASPD merupakan Bantuan Sosial (Bansos) yang diberikan kepada penyandang disabilitas berat.
Program ini pertama kali dilaksanakan pada 2020 yang disalurkan untuk 3.000 Penerima Manfaat (PM). Selanjutnya, pada tahun 2021-2023, jumlah PM bertambah menjadi 4.000 PM per tahun.
"Masing-masing PM mendapatkan Rp3,6 juta per tahun yang disalurkan dalam empat tahap, sekitar 15 ribu orang telah menerima manfaat program ini,"ucapnya.
Selain itu, terang Khofifah, untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin, Dinsos Jatim memiliki program percepatan penurunan kemiskinan ekstrem, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang, bansos Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE), pengembangan kewirausahaan bagi eks klien UPT, bantuan stimulan untuk klien UPT, dan Bantuan Langsung Tunai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (BLT DBHCHT).
"Kami juga menjalankan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin," ucapnya.
Secara khusus, lanjut Khofifah, untuk program percepatan penurunan kemiskinan ekstrem, Dinsos Jatim telah menggelontorkan bantuan sebesar Rp1,5 juta untuk modal usaha kepada keluarga yang mengalami kemiskinan ekstrem.
Pada tahun 2023, bantuan ini diberikan kepada 15.374 PM di 15 kabupaten.