Rebutan Ingin Jadi Cawagubnya Khofifah, ini Pesona Politik Ketum Muslimat NU itu | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Rebutan Ingin Jadi Cawagubnya Khofifah, ini Pesona Politik Ketum Muslimat NU itu

Editor: M Mas'ud Adnan
Minggu, 31 Maret 2024 07:35 WIB

Khofifah Indar Parawansa dalam acara Muslimat NU. Foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Potensi elektoral Indar Parawansa sangat tinggi untuk Pilgub Jawa Timur. Bahkan tanpa survei pun semua orang tahu bahwa tingkat keterpilihan sangat tinggi pada Pilgub Jawa Timur yang akan berlangsung pada November 2024 mendatang.

Maklum, , selain punya basis massa jelas, yaitu Muslimat NU, juga sukses memimpin Jawa Timur. Banyak prestasi yang bisa dibanggakan selama menjabat Gubernur Jawa Timur. Bahkan mendapat 738 perhargaan selama 5 tahun menjadi gubernur Jawa Timur.

Ini menarik karena baru menjadi gubernur satu periode. Tapi sudah mendapat 738 penghargaan. Prestasi itu jauh di atas Soekarwo saat menjabat gubernur Jawa Tmur. Pakde Karwo – panggilan akrab Soekarwo – hanya mendapat 100 perhargaan selama menjabat gubernur Jatim dua periode (10 tahun).

Pakde Karwo yang kini berusia 73 tahun (lahir 16 Juni 1950 di Madiun) menjabat Gubernur Jawa Timur sejak 2009 hingga 2019.

Tokoh Jawa Timur yang lumayan banyak mendapat penghargaan adalah Tri Rismaharini yang kini menjabat Menteri Kesehatan RI. Saat menjabat Wali Kota Surabaya, Risma – panggilan akrabnya – mendapat 322 penghargaan.

Tapi 322 penghargaan itu diraih Risma selama dua periode atau 10 tahun menjabat Wali Kota Surabaya. Perempuan berusia 62 tahun (lahir 20 November 1961 di Kediri) itu menjadi Wali Kota Surabaya sejak 2010 hingga 2020.

Saat itu beberapa pihak menyatakan bahwa 322 penghargaan yang diraih Risma itu adalah salah satu indikator kesuksesannya sebagai wali kota. 

“Tak mudah untuk mendapat 322 penghargaan,” kata seorang tokoh.

Ternyata, sekarang ada kepala daerah yang baru menjabat 5 tahun tapi sudah meraih 736 penghargaan. Ini tentu luar biasa.

Memang penghargaan bukan satu-satunya indikator kesuksesan seorang kepala daerah. Juga tak otomatis jadi legitimasi bahwa ia sukses mengemban amanat rakyat. Apalagi penghargaan itu kadang subyekif.

Masih banyak indikator lain, terutama tentang kesuksesan menyejahterakan rakyat dan pelayanan publik, di samping program konkret yang manfaatnya dirasakan masyarakat.

Tapi diakui atau tidak, penghargaan itu umumnya lahir dari prestasi yang telah dilakukan oleh seseorang, termasuk kepala daerah. Karena itu penghargaan bisa menjadi salah satu tolok ukur untuk menilai kepemimpinan seseorang pemimpin. Meski tak mutlak.

Paling tidak, berbagai prestasi dan penghargaan itu semakin mengharumkan nama di masyarakat. Dan itulah yang kini menjadi salah satu daya tarik dalam Pilgub Jatim. Yaitu kerja atau program sukses yang kemudian melahirkan penghargaan.

Tak aneh, jika banyak sekali tokoh dan politikus yang ingin digandeng untuk menjadi calon wakil gubernur pada mendatang. Mereka sadar bahwa melawan sangat berat. Yang paling aman atau memungkinkan adalah menjadi Cawagub dengan harapan pada pilgub berikutnya (2030-2035) bisa runnning untuk calon gubernur.

Setidaknya itulah yang saya amati setiap bertemu tokoh-tokoh yang punya keinginan untuk maju sebagai cagub atau cawagub Jawa Timur pada pilgub 2024.

Mereka bahkan ada yang terang-terangan silaturahim kepada kiai yang dianggap dekat dengan . Tujuannya agar dibantu menjadi untuk berpasangan dengan .

Bahkan siapa saja tokoh politik yang melakukan manuver di publik – termasuk lewat survei - yang ingin digandeng tampak dengan jelas. Pesona politik memang mengandung magnet cukup besar bagi para politikus.

Tapi tampaknya sudah menentuan pilihan. Ia mengaku merasa lebih nyaman berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak, Wakil Gubernur Jatim yang sudah mendampingi pada periode 2019-2024 lalu.

“Dengan Pak Emil saya merasa produktif dan harmonis,” kata saat acara silaturahim dan Konsolidasi JKSN bersama Indar Parawansa di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya Selasa (26/3/2024) malam.

Emil Dardak yang ada di sampingnya pun tersenyum sambil menangkupkan tangan dan membungkukkan tubuh kepada para kiai yang hadir dalam acara tersebut.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video