Pj Gubernur Jatim dan Menteri Kesehatan Resmikan Layanan Imunoterapi Kanker di RS Bhayangkara
Editor: Novandryo W S
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Senin, 29 April 2024 13:27 WIB
Oleh karenanya, Adhy mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk dapat memanfaatkan layanan imunoterapi Nusantara by Terawan, khususnya dalam hal pengobatan kanker dan autoimun.
"Kami berharap seluruh inovasi yang ada dalam layanan imunoterapi di RS. Bhayangkara dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Jatim, sehingga tidak perlu melakukan pengobatan kanker di luar negeri, cukup datang saja ke RS. Bhayangkara," pungkasnya.
Senada dengan itu, Kapolda Jatim Irjen Pol. Imam Sugianto menyampaikan, hadirnya imunoterapi nusantara by Terawan diharapkan dapat mengurangi jumlah masyarakat yang berobat ke luar negeri.
Data dari Kemenkes, kata Imam, sekitar Rp180 triliun per tahun jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk berobat ke luar negeri.
"Jumlahnya mencapai 1 juta orang. Dan dari 1 juta orang itu, 15% berasal dari Surabaya. Ya berobatnya ke Singapura, Malaysia, Jepang, Eropa, dan Amerika," katanya.
"Jadi dengan adanya layanan ini, kita berharap bisa mengurangi itu. Sehingga mampu menambah devisa negara," imbuhnya.
Sementara itu dr. Terawan Agus Putranto menyampaikan, bahwa layanan Imunoterapi Nusantara merupakan bidang keahlian yang relatif baru secara global.
Bahkan, di Indonesia, baru ada beberapa rumah sakit yang menyediakan layanan Imunoterapi Nusantara, yakni di Solo, Bali, Medan, Tangerang, dan terbaru di Surabaya.
Secara teknis, imunoterapi memanfaatkan sel dendrik. Sel ini yang nantinya berperan sebagai sel pembawa antigen terkuat dari sumsum tulang belakang.
Sel-sel tersebut juga bertanggung jawab atas respons kekebalan tubuh, menjaga sistem kekebalan tubuh manusia.
Ia juga berharap hadirnya layanan imunoterapi mampu menjadi katalisator dalam pengembangan keilmuan kesehatan, khususnya berkaitan dengan penelitian terkait kanker.
"Ini juga bisa menjadi ajang riset berkaitan dengan kanker. Karena pelayanan kesehatan tanpa didukung dengan kekuatan riset tidak akan ada kemajuan" pungkasnya. (dev/van)