Tafsir Al-Nahl 90: Enggan Silaturrahim kepada Keluarga yang Miskin | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Nahl 90: Enggan Silaturrahim kepada Keluarga yang Miskin

Kamis, 28 Juli 2016 02:10 WIB

Tapi sifat manusia acap kali diliputi oleh kikir dan gengsi, sehingga merasa lebih bergengsi bergabung dengan orang-orang besar dan berstatus sosial tinggi. Kita sering menjumpai orang yang luekoh banget, bangga banget membicarakan kedekatan dirinya dengan orang-orang besar tertentu, pejabat, ulama, gus, pengusaha dan sebagainya.

Ada sebagian orang yang dengan bangga memberitahu kesuksesan keluarganya. Kapolda itu paman saya, menteri Anu itu misanannya istri saya. Jadi kalau ke rumah, saya panggil dia "dik" (adik). Tapi diam, menutup diri dan enggan diajak bicara soal keluarganya yang miskin. Bagaimana mengentasnya, bagaimana anak-anaknya bisa melanjutkan sekolah dsb.

Orang macam begini biasanya serius bersilaturrahim kepada keluarga yang sukses atau setara, tapi enggan bersilaturrahim kepada sanak famili yang miskin. Mungkin takut disambati, takut diutangi dan lain-lain. Saat hati demikian, berarti keimanan sedang berkurang. Menyantuni keluarga dekat memang merugikan secara ekonomi dan begitulah pandangan orang tidak beriman. Sedangkan bagi orang yang beriman sebaliknya, dia yakin Tuhan pasti memberkahi.

Silaturrahim adalah nyambung sanak. Kata rahim (rahim wanita, tempat janin) sengaja dipilih Tuhan dalam urusan ini karena identik dengan sifat-Nya yang mahakasih, Rahman dan Rahim. Jadi, silaturrahim sama halnya dengan melakukan kerja ketuhananan. Siapa bersilatur rahim, maka Tuhan yang Maha Rahim akan merahmati. 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video