Pemimpin Non-Muslim dan Pengkhiatan sebagai Illat, Tanggapan untuk Dr Nadirsyah Hosen | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Pemimpin Non-Muslim dan Pengkhianatan sebagai Illat, Tanggapan untuk Dr Nadirsyah Hosen

Jumat, 14 Oktober 2016 21:09 WIB

KH Afifuddin Muhajir.

Mengapa saya bisa sedikit memahami hal itu? Karena negara khilafah pada saat itu bisa dibilang negara adikuasa dan posisi umat Islam ada di atas angin.

Sementara Yahudi dan Nasrani berposisi sebagai ahludz dzimmah, sehingga mereka yang dilibatkan dalam pemerintahan harus berpikir 100 kali untuk terang-terangan berkhianat pada Islam.

Sekarang kondisi sudah berubah; Negara-negara mayoritas Islam tidak lagi menjadi negara adikuasa. Umat Islam tidak lagi ada di atas angin, tapi jauh berada di bawah angin.

Kalau umat yang sudah lemah ini mempersilakan orang lain menjadi pemimpin, padahal dari kalangan Islam sendiri masih bayak yang mampu, inilah yang perlu dikhawatirkan.

Para kandidat yang akan bertarung di ajang pemilihan masing-masing punya sponsor, dan pada hakikatnya sponsor-sponsor itulah yang bertarung. Jangan dikira bahwa sponsor itu semuanya orang Madura atau orang Jawa.

Boleh jadi mereka justru dari kalangan Yahudi Timur atau Cina Barat (pinjam istilah Cak Nun).

NB:
Penting disampaikan bahwa kebijakan khalifah umawy dn Abbasy tak cukup dijadikan dasar ( حجة شرعية) 

KH Afifuddin Muhajir adalah wakil pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video