Ratusan KIS Warga Surabaya yang Ditemukan di Blitar Diduga Sengaja Dibuang
Wartawan: Akina Nur Al Ana
Senin, 24 Juli 2017 19:00 WIB
BLITAR, BANGSAONLINE.com - Sehari setelah ditemukannya 143 Kartu Indonesia Sehat (KIS) di aliran sungari Dusun Rejosari Desa/Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar, Kepolisian Resort Blitar kembali melakukan penelusuran di lokasi ditemukannya KIS oleh Kasih Indrawati (32) warga setempat, Senin (24/07)
Kapolres Blitar AKBP Slamet Waloya mengatakan, setelah dilakukan penelusuran ditemukan satu lagi KIS, sehingga total temuan berjumlah 144. "Tadi anggota menyisir lagi dan ditemukan satu lagi KIS," jelas AKBP Slamet Waloya, Senin (24/07).
BACA JUGA:
Unjuk Rasa di Kejari Kabupaten Blitar, Ingatkan untuk Usut Dugaan Korupsi Sewa Rumdin Wabup
Seorang Pria Ditemukan Tewas di Lahan Perhutani, Diduga ODGJ Kelaparan
Jamasan Gong Kiai Pradah, Tradisi Pemkab Blitar Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda
Kebakaran di Srengat Blitar Telan Satu Korban Tewas, Diduga Akibat Korsleting
Selain melakukan penyisiran, Polres Blitar juga melakukan penelitian di lokasi. Dari penelitian tersebut dugaan sementara ratusan KIS itu diduga sengaja dibuang dengan cara dilempar dari atas sungai. Dugaan tersebut lantaran tidak memungkinkan jika kartu-kartu yang terbungkus amplop tersebut hanyut terbawa aliran sungai. Karena di musim kemarau seperti sekarang aliran sungai sangat kecil.
"Dugaan sementara KIS ini sengaja dibuang karena jika dilihat aliran sungai tidak terlalu deras, sehingga kecil kemungkinan bungkusan KIS itu hanyut," imbuhnya.
Kepala Puskesmas Gandusari Drg. Anggit Ditya Putranto mengatakan setelah ditemukannya KIS itu, pihaknya langsung mengecek nomor kartu yang tertera pada KIS. Setelah dicek melalui website resmi BPJS sebanyak 26 kartu dari total 144 KIS yang ditemukan ternyata merupakan nomor kartu yang masih aktif.
"Sebelum diserahkan ke kepolisian kemaren kita sempat cek dulu, dan ternyata 26 dari total 144 KIS itu merupakan kartu yang masih aktif," papar Anggit Ditya Putranto.
Sementara Kasih Indrawati, penemu pertama ratusan KIS mengatakan jika sungai yang berada tepat di depan rumahnya itu memang biasa digunakan untuk membuang sampah oleh warga sekitar. Selain itu biasanya saat aliran sungai deras memang banyak sampah rumah tangga dari tempat lain yang ikut hanyut bersama aliran sungai. Namun sejak beberapa minggu terakhir aliran sungai menjadi kecil karena musim kemarau, sehingga tidak ada sampah yang ikut terbawa arus.
"Biasanya memang banyak sampah kalau pas alirannya besar, namun beberapa minggu terakhir alirannya kecil karena musim kemarau," jelasnya. (blt1/tri/rev)