Limbah Abu PLTU Pacitan Dikeluhkan Warga
Wartawan: Yuniardi Sutondo
Rabu, 10 Januari 2018 19:38 WIB
PACITAN, BANGSAONLINE.com - Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jatim 1 di Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Pacitan kembali memunculkan gejolak sosial. Itu terkait limbah abu dari cerobong di pembangkit berdaya 2x350 Mw itu yang banyak dikeluhkan warga sekitar.
Imam dari Forum Komunikasi Masyarakat dan Pekerja menegaskan bahwa limbah abu tersebut menimbulkan dampak kesehatan, ekonomi, serta persoalan sosial. Sedangkan pihak PLTU dinilai kurang responsif.
BACA JUGA:
Di Balik Polemik IPAL Pasar Minulyo, DLH Pacitan Pastikan Belum Ada Dokumen Lingkungan
Anggota Paguyuban Pasar Minulyo Pertanyakan Fungsi IPAL, Ini Jawabannya
Soal Limbah Tambang PT DFMI di Arjosari, Warga dan Perusahaan Belum Ada Titik Temu
DLH: Uang Pengolahan Limbah Medis Puskesmas Tegalombo Diduga Diselewengkan
"Sebab pada Tahun 2016 lalu, warga hanya mendapatkan kompensasi berupa kain pel," sahut Nunung warga Sukorejo yang ikut dalam rapat koordinasi, Rabu (10/1).
Di lain pihak, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat dan Pekerja Sucipto menambahkan jika selama PLTU itu beroperasi, banyak masyarakat yang menyampaikan keluh-kesah. "Sedangkan selama ini nyaris tidak ada petinggi di PLTU maupun karyawan yang dari luar dan tinggal di Sudimoro. Sehingga mengakibatkan kesenjangan sosial dan ekonomi," timpalnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan selama ini banyak pekerja dari luar daerah. "Sehingga masyarakat di Sudimoro merasa tidak diperhatikan. Contohnya pekerja cleaning service mendatangkan dari Surabaya. Karena itu kami berharap dengan berdirinya PLTU bisa lebih mensejahterakan masyarakat, termasuk perekrutan tenaga kerja bisa lebih transparan," bebernya.