Begini Imbas Penutupan Produsen Arak di Desa Kerek dan Sidolaju Ngawi
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Zainal Abidin
Kamis, 03 Mei 2018 21:37 WIB
NGAWI, BANGSAONLINE.com - Memang serba dilema kehadiran produksi minuman keras (miras) jenis arak jowo di wilayah Ngawi, Jawa Timur. Apalagi kehadiran produksi salah satu jenis miras tersebut sudah dilakukan secara turun temurun dan tercatat mulai dilakukan sejak era kolonial Belanda sekitar tahun 1920.
Bahkan hadirnya produksi miras jenis arak jowo ini menjadi mata pencaharian warga di Desa Kerek, Kecamatan Ngawi Kota maupun di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren.
BACA JUGA:
Jebakan Tikus Listrik Kerap Renggut Korban Manusia, Polres Ngawi Beri Sosialiasi Pengendalian Hama
Polres Ngawi Amankan Dua Pengguna Narkoba di Street Food Imam Bonjol
Diduga Hendak Edarkan Sabu, Seorang Pria di Ngawi Diamankan Polisi
Tiga Pelaku Pencurian Diesel Traktor Sawah Berhasil Dibekuk Satreskrim Polres Ngawi
Seperti yang nampak di Dusun Poncol, Desa Kerek dari 145 KK ternyata sebanyak 76 warganya menggantungkan hidupnya dari hasil sulingan tersebut.
Lain halnya dengan Desa Sido Laju yang notabene paling lama memproduksi miras jenis arak. Tapi pada saat ini tinggal 9 warga yang tiap hari melakukan penyulingan. Menurut informasi, di desa Sido Laju dapat dikatakan hampir punah.
Sedangkan untuk didusun Poncol Desa Kerek, Kec Ngawi makin bertambah.