Ayo Mulai Menulis Al-Qur’an, Tidak Cukup Hanya Membaca
Editor: Abdurrahman Ubaidah
Wartawan: Abdurrahman Ubaidah
Senin, 04 Juni 2018 11:58 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Satu hal penting telah banyak dilupakan, yaitu "Menulis Al-Qur’an". Banyak siswa/santri bisa membaca Al-Quran, namun belum mampu menuliskannya.
Hal itu diungkapkan Ustad HM Choiruddin Abd Qodir dari Team Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) melalui pesan WhatsApp kepada BANGSAONLINE.com, Senin (4/6/2018).
BACA JUGA:
PT Megasurya Mas Beri CSR Beasiswa untuk 356 Siswa di Sidoarjo
Khofifah Ajak Guru Jatim Bangun Generasi Cinta Damai dengan Ciptakan Suasana Harmoni di Sekolah
Gandeng UI, Pesantren Algebra Bogor Optimistis Cetak Saintis dan Pemimpin Masa Depan
Pesan Hadratussyaikh: Guru Pakai Parfum, Jangan Ngajar Jika Ngantuk, Lapar, dan Marah
Bukankah
"Menulis Al-Quran" termasuk perintah yang Nabi ajarkan? Bukankah Allah
Swt mengajar manusia yang belum faham dengan Al-Qolam (surah al-Alaq : 4 &
5)?
“Itu artinya salah satu tugas lisan adalah membaca AlQuran, sedang menulisnya
merupakan tugasnya tangan. maka tidak benar, bila membaca Al-Quran kita
wakilkan pada suara rekaman dan menulisnya kita wakilkan pada percetakan,
meskipun itu membantu,” paparnya.
Bukankah kelak tangan kita disuruh bicara, untuk apa dia dipergunakan? (QS Yasin : 65),” tandas HM. Choiruddin.
Ustad ini juga mengingatkan pesan Sayyidina Ali RA untuk direnungkan dan direalisasikan, Apa itu? "Jadikanlah anak-anak kalian mulia karena mampu menulis bagus! sebab tulisan bagus itu termasuk perkara yang penting dan sebesar-besarnya kemuliaan."
“Insyaallah sangat baik bila belajar menulis Al-Quran mulai diajarkan, sebelum generasi ini terlanjur kurang paham. Dengan metode "FTL" (Follow the Line) menulis alquran menjadi mudah dan menyenangkan, sudah banyak digunakan oleh sekolah-sekolah unggulan,” paparnya. Bahkan Menteri Agama Luqman Hakim Saifuddin juga menggunakan metode FTL pada kegiatan peringatan Harlah I Hari Santri yang dicanangkan Presiden Jokowi.
Menurut ustad Choiruddin, menulis Al-Quran bukan sekadar menggoreskan tangan, tetapi ia juga bagian dari "Olah Otak" Kanan.
“Insyaallah
hasilnya: pikiran jadi kreatif, konkret, holistik, cerdas, dan karakternya
menjadi sabar, ikhlas, jujur, taat, telaten, teliti, tangguh dan tenang,”
ulasnya.
Dia menambahkan, para aktivis dan pecinta Al-Qur’an yang mulai menggunakan
metode FTL (follow the line) dalam menulis Al-Qur’an dia doakan agar bermanfaat
dan menjadi amal Jariyah sampai akhir
zaman. (dur)