Tradisi Puter Kayun Boyolangu Terangkum dalam Costum Kontemporer BEC 2018
Editor: Abdurrahman Ubaidah
Wartawan: Ganda Siswanto
Senin, 30 Juli 2018 12:11 WIB
BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - World Class Ethnic Carnival yang tersaji di Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018 menampilkan beragam budaya adat istiadat lokal Banyuwangi.
Pagelaran BEC 2018 yang digelar Minggu (29/7/2018) kemarin mengangkat tema Promise Fulfillment of Puter Kayun yang menceritakan tradisi adat Kelurahan Boyolangu. Dirangkum dalam sajian kontemporer yang dirancang oleh desainer-desainer lokal maupun nasional yang diperagakan oleh 120 talent lokal Banyuwangi.
BACA JUGA:
Dongkrak Pencatatan KI Komunal, Kemenkumham Gandeng Pemkab Banyuwangi-Dewan Kesenian Blambangan
Pameran Seni Rupa ArtOs, Khofifah: Jadi Penyemangat Seniman Lokal untuk Terus Berkembang
Nelayan Muncar Gelar Petik Laut Secara Sederhana di Masa Pandemi
Kenalkan Tradisi pada Generasi Muda, Komunitas Adat Osing Banyuwangi Dirikan Sekolah Adat Pesinauan
Tradisi Puter Kayun Kelurahan Banyolangu diangkat dan disajikan dalam pertunjukan kolosal oleh para pesaji tari dan seni bumi Blambangan di atas catwalk BEC 2018 sepanjang 2 KM. Sajian itu dimulai dari pesta utama taman Blambangan menuju finish di stage 10 sub Segoro di stadion Diponegoro.
Antusias ribuan warga Banyuwangi yang memadati catwalk terbuka menambah semangat para talent untuk beraksi berlenggak lenggok dengan menggunakan busana kontempoler per sub temanya yang diusungnya.
Selain panggung utama yang berada di jalan veteran taman blambangan, juga ada 10 panggung kecil yang diperuntukan untuk para talent untuk menampilkan karyanya di setiap pentas sub temanya.
Sub tema yang di suguhkan seperti ejeg (kusir), dokar (delman), jaran (kuda), gedokan (kandang), buyud jakso (petua sakti bonyolangu), kieris (gaman), oncor oncoran (obor), tapekong (badut), kupat lepet dan segoro (laut).
Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia yang juga menjadi tamu kehormatan pagelaran BEC 2018 dalam sambutannya mengatakan, langkah Banyuwangi dalam mengembangkan pariwisata dinilainya sudah sangat tepat.
Sektor pariwisata saat ini menjadi penyumbang penerimaan negara terbesar setelah sektor energi dan tak lama lagi diprediksi menjadi sumber penerimaan terbesar negara. “Pariwisata ini efektif menciptakan lapangan kerja, menggerakkan ekonomi,Dan itu terbukti di Banyuwangi,” kata Luhut.
Simak berita selengkapnya ...