Mengungkap Politik Uang Pileg (3), Caleg Tokoh Agama pun Terjerambap Money Politics | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Mengungkap Politik Uang Pileg (3), Caleg Tokoh Agama pun Terjerambap Money Politics

Editor: Tim
Wartawan: Tim
Rabu, 15 Mei 2019 21:58 WIB

Ilustrasi. foto: bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Praktik dalam pileg akan terus subur. Bahkan praktik dalam pileg kini sudah masuk kategori ilmu ekonomi yang disebut “supply and demand”. Jadi praktik money politics sudah menjadi wilayah pasar yang menyangkut penawaran dan permintaan yang sulit dihindari sehingga ibarat lingkaran setan yang sulit diurai.

Karena itu jangan heran jika caleg tokoh agama yang terkenal idealis dan moralis pun akan terjerambap ke dalam money politics jika ingin lolos ke gedung parlemen. Faktanya, semua caleg cenderung machiavellian jika ingin lolos sebagai anggota DPR. Dan mereka sudah punya dalil sendiri.

“Semua caleg lawan kita curang dan pakai uang. Karena itu kalau kita ingin lolos juga harus curang dan pakai uang. Setelah lolos baru kita berpikir memperbaiki negara dan masyarakat,” demikian alibi mereka.

Pragmatisme rakyat sudah luar biasa, terutama pada tingkat ekonomi lapisan bawah. Mereka bahkan menyapa caleg dengan istilah NPWP yang artinya Nomor Piro Wani Piro (nomor urut berapa, berani bayar berapa). Menurut mereka, ada uang, ada suara. Maka jangan heran jika makelar suara marak menjelang dan saat pileg.

Meski demikian bukan berarti dana besar menjamin seratus persen perolehan suara. Sebab seperti dalam praktik mafioso, money politics dalam pileg juga terjadi kanibal suara luar biasa. Seorang caleg bercerita, pada malam coblosan ia menabur uang Rp 50.000,- untuk setiap orang (calon pemilih). Ternyata besok paginya menjelang coblosan, caleg lain membilas jejak caleg itu dengan uang Rp 100.000,- per orang. Praktis, suara caleg yang menabur Rp 50.000 per orang itu lenyap bagai ditelan bumi.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video