5 Tahun Tumpukan Sampah di Kecamatan Socah Tak Ada Solusi, Kepala DLH: Itu Bukan Ruang Lingkup Kami | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

5 Tahun Tumpukan Sampah di Kecamatan Socah Tak Ada Solusi, Kepala DLH: Itu Bukan Ruang Lingkup Kami

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Ahmad Fauzi
Selasa, 06 Agustus 2019 00:51 WIB

Sampah yang berserakan di di sepanjang jalan akses Desa Socah - Desa Petaonan. Sampah-sampah itu sudah 5 tahun lebih dibiarkan.

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Sudah lebih dari 5 tahun ini, tumpukan sampah di desa Socah, Petaonan, Telang dan Junganyar Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan belum ada solusi. Sampah-sampah itu hingga saat ini dibiarkan menumpuk dan berserakan di pinggir jalan, hingga menimbulkan bau tak sedap yang menyengat.

Bahkan, pantauan wartawan bangsaonline.com, khusus yang ada di Jl. Raya Desa Socah - Desa Petaonan, tumpukan sampah itu mayoritas berupa popok. Saat ini sampah-sampah itu hanya dibakar, tidak dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah.

Ketika dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan Hadari mengatakan bahwa persoalan sampah di Kecamatan Socah bukan wewenang pihaknya.

"Itu bukan termasuk ruang lingkup layanan DLH Bangkalan. DLH ruang lingkupnya hanya di 7 kelurahan Kecamatan Kota Bangkalan dan Kecamatan Kamal," jelas Hadari.

"Namun tetap menjadi atensi pemerintah Bangkalan. Ke depan kami akan melakukan kajian. Pemkab Bangkalan melalui DLH akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat tata cara kelola sampah," katanya.

Menurutnya, persoalan sampah tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja. "Justru masyarakat yang paling penting terkait sampah. Apa artinya ada regulasi, tapi masih buang sampah sembarangan," tuturnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Petaonan Syaiful Bahri, S.Pd mengaku sangat menyanyangkan pernyataan Kepala DLH. Menurut Syaiful, DLH terkesan lari tanggung jawab karena menganggap Socah bukan wilayah kerja DLH.

"Saya juga warga Bangkalan, apapun alasannya harus dapat diselesaikan oleh DLH walaupun seminggu sekali (sampah diangkut, Red). DLH harus proaktif. Tidak ada istilahnya tidak bisa di-cover karena bukan wilayah Bangkalan. Kalau bukan bagian Bangkalan, terus bagian daerah mana?," cetus Syaiful yang dihubungi bangsaonline.com via telepon.

Ia mengaku sudah pernah melaporkan terkait banyaknya sampah itu kepada Camat dan Pemkab Bangkalan. "Respons camat disuruh tunggu saja. Bahkan ketika rapat di kabupaten sering saya singgung, tapi tetap tidak ada solusi," keluhnya.

"Saya berharap kepada DLH setiap 3 hari sekali datang untuk mengambil sampah tersebut," pungkasnya. (uzi/rev)

 

 Tag:   sampah bangkalan

Berita Terkait

Bangsaonline Video