Tafsir Al-Isra' 65: Melawan Tuhan, Iblis Siap Bersaing | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra' 65: Melawan Tuhan, Iblis Siap Bersaing

Editor: Redaksi
Senin, 23 September 2019 13:14 WIB

Ilustrasi

Bila dua tesis di atas digabung hingga membuahkan dan membentuk satu kesatuan statement, jadinya -kira-kira- begini:

Pertama, bahwa kedigdayaan Tuhan jauh melampaui kemampuan Iblis meski didukung dengan piranti apapun. Betapa lemah Iblis dan kroninya di hadapan Tuhan, pasti luluh, tak berdaya. Maka, pesan al-Isra' ini adalah jadikan Tuhan sebagai sandaran utama dalam menghadapi Iblis. Pakailah kekuatan Tuhan dengan mengoptimalkan ibadah dan manfaatkan perisai-Nya sebagai pelindung.

Seorang mukmin yang melanggengkan diri dengan istighfar, bertasbih, dan munajah kepada-Nya dijamin tidak akan tersentuh tangan Iblis. Jika karena kelengahannya sehingga Iblis berhasil menyusup dan mengganggu, maka tidak ada kekuatan lain yang super efektif mengusir selain kekuatan Allah SWT.

JIka anda terjebak masuk pekarangan orang lain, atau bertamu dengan baik-baik, tapi pemilik rumah punya anjing galak-galak menjaganya, anda berpotensi diserang bahkan mungkin dihabisi. Apa yang anda lakukan?

Cara paling efektif bukan melawan atau pula menyuap anjing itu dengan tulang, melainkan memanggil majikannya agar mengendalikan anjing-anjingnya. Anda aman dan diperlakukan secara terhormat di rumah itu. Anjing-pun kembali ke tugas aslinya dan membiarkan anda hingga anda pulang meninggalkan rumah itu.

Kedua, bahwa yang bisa dipengaruhi Iblis itu hanyalah anak manusia yang memang sengaja ikut (man ittaba'ak). Manusia itu secara sukarela mendaftarkan diri menjadi pengikutnya, sehingga apa saja yang menjadi bisik rayunya mesti dituruti. Ringan mengeluarkan uang untuk maksiat, suka nonton pentas jogetan, menikmati artis bergoyang, enjoy mendengarkan musik yang merangsang nafsu birahi, adalah tanda pengikut Iblis.

Ketiga, pengikut Iblis adalah orang yang melawan perintah Tuhan, (al-ghawin). Mereka berat sekali mamatuhi perintah Allah, sebaliknya terasa ringan sekali menuruti perintah Iblis. Meninggalkan shalat, menzalimi orang lain, merasa tinggi hati, mengabaikan amal sosial, tidak suka menyantuni anak yatim, fakir, dan miskin. Malas mengerjakan ibadah adalah indikasi munafik, sudah terkontaminasi virus Iblis, meski tidak total.

Jadi, pesan al-Hijr ini terpusat pada pencegahan agar seorang mukmin tidak mudah berbuat maksiat dan selalu memacu diri dengan giat beribadah kepada Allah SWT. Allah a'lam.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video