Tafsir Al-Isra' 76-77: Kejahatan Wong Kafir, Dulu-Sekarang Sama Saja | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra' 76-77: Kejahatan Wong Kafir, Dulu-Sekarang Sama Saja

Editor: Redaksi
Sabtu, 30 November 2019 20:10 WIB

Ilustrasi

Ayat kaji ini menyambung tipu daya wong kafir versi lain. Setelah beberapa kali menipu nabi dan digagalkan oleh Allah SWT, kini mereka menebar isu yang cukup menggelitik. Bahwa, orang-orang Yahudi memanfaatkan isu historis, di mana para nabi terdahulu diutus dan berdomisili di luar Makkah. Populernya di Syam, Siria, dan sekitarnya.

Lalu, mereka memberi saran dengan alasan demi kebaikan dan kelancaran misi kenabian yang diemban beliau, sekaligus janji loyalitas. "Ya Muhammad. Jika kamu nabi sungguhan, maka tempat kamu tidak di Madinah sini, melainkan di Syam sana, seperti umumnya para nabi terdahulu. Untuk itu, You pindah saja ke sana dan jangan di Madinah sini. Kami berjanji, bila itu kamu lakukan, maka kami mau beriman dan memeluk agama yang kamu bawa". Rayuan itu hampir saja mempengaruhi Nabi, tapi Tuhan segera memberi bimbingan dengan turunnya ayat ini.

Meski riwayat Ibn Abbas ini terkritik oleh fakta historis, bahwa surah Bani Israel ini tergolong Makkiyah, turun sebelum hijrah, di Makkah, sehingga interaksi dengan kaum Yahudi bisa dibilang "tidak ada", sehingga riwayat ini terindikasikan ahistoris. Meski demikian, bujuk rayu nonmuslim tersebut nyata ada dan beberapa fakta membuktikan, meski bukan pakai data ini.

Sedangkan riwayat populer tentang turunnya ayat ini adalah memotret kondisi kota Makkah yang benar-benar sudah tidak aman lagi bagi pribadi Nabi dan sahabat pengikutnya. Tidak saja mereka ingin mengusir beliau, malah ingin membunuhnya. Lalu, pada saat yang tepat Allah SWT memerintahkan Nabi berhijrah ke Madinah. Riwayat ini lebih matching dengan status ayat yang Makkiyah. Allah a'lam.

Yakinlah, bahwa rayuan nonmuslim dan janji mereka itu pasti palsu dan pasti diingkari. Hal itu karena rasul terdahulu juga dirayu begitu. Kemudian dikabulkan dan nyatanya diingkari. Bani Israel era nabi Musa AS pernah dimanjakan dengan makanan dan minuman gratis yang tersedia di depan rumah setiap hari, ada Mann (madu segar) dan Salwa (daging segar). Mereka sangat senang dan bersuka ria. Lalu, apa mereka beriman? Ya, tetap kufur.

Nabi Shalih A.S. menyervis mereka dengan unta betina yang besar sekali, gendut dan banyak air susunya. Kaum Tsamud amat bergembira dan bisa meminum air susu secara gratis setiap hari. Berimankah mereka, patuhkah kepada agama nabi Shalih?. Ternyata tidak juga. Unta mukjizat itu dibunuh dan nabi Shalih A.S. tetap didurhakai.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video