Sebut Surabaya Miliki Konsep Luar Biasa, Menteri PPA Siap Adopsi ke Nasional
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Yudi Arianto
Senin, 09 Desember 2019 23:36 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memaparkan puluhan program terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dimulai dari program perlindungan anak, yakni pendidikan, fasilitas, kesejahteraan, hingga kesehatan anak-anak.
"Saya percaya masa depan bangsa ditentukan oleh anak. Jadi saya akan melakukan apapun untuk mereka," kata Risma saat menerima audiensi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati beserta jajaran di Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Sedap Malam Surabaya, Senin (09/12).
BACA JUGA:
Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat
Eri Cahyadi Terbitkan SE Larangan Judi Online di Lingkungan Pemkot Surabaya
Ia menjelaskan, selain program pendidikan SD - SMP gratis, Pemkot Surabaya juga menjamin asupan gizi bagi balita dan anak usia dini di Kota Pahlawan. Mulai dari usia balita sampai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), mendapat tambahan asupan gizi dari Pemkot Surabaya.
"Sebulan ada empat kali tambahan asupan gizi, seperti susu, kacang ijo, dan sebagainya. Jadi bukan hanya balita yang kita berikan asupan tambahan, PAUD pun juga," ujarnya.
Untuk memastikan kesehatan remaja khususnya perempuan, Wali Kota Risma juga memberikan imunisasi kanker serviks secara gratis. Bahkan, pemberian imunisasi hepatitis B juga diberikan untuk warganya. “Jadi posyandu di Surabaya tidak hanya untuk balita saja, tapi remaja bahkan lansia juga ada,” paparnya.
Selain menjamin kesehatan anak-anak, berbagai upaya juga dilakukan untuk menekan angka putus sekolah di Surabaya. Sebab, Risma menilai, anak yang putus sekolah akan cenderung mengalami kenakalan dan melakukan hal negatif lainnya.
Selain itu, Risma juga menyiapkan banyak program kegiatan anak-anak ketika di luar sekolah. Pasalnya, selama 24 jam itu, anak-anak menghabiskan waktunya di sekolah, dan selebihnya mereka akan bergaul dengan lingkungannya.