Bertemu Presiden EMCL, Kepala SKK Migas Bicara Peningkatan Produksi Blok Cepu
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Eky Nurhadi
Kamis, 12 Maret 2020 13:27 WIB
BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Guna mengejar produksi minyak bumi satu juta barel per hari pada 2030, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berusaha mempercepat upaya peningkatan produksi.
Beberapa upaya strategis diterapkan, terutama di lapangan minyak dan gas bumi (Migas) Blok Cepu Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris, yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
BACA JUGA:
EMCL Sukses Lakukan Pengapalan ke 1.000 Minyak Mentah Blok Cepu untuk Indonesia
Pemkab Pamekasan dan Petronas North Ketapang Sosialisasikan Rencana Survei Migas
Difasilitasi EMCL, Nelayan di Tuban-Lamongan Berlomba Buat Sambal dan Olahan Hasil Laut
SKK Migas Apresiasi Peran Media terhadap Industri Hulu Migas
Berbagai optimalisasi di Proyek Banyu Urip hingga saat ini terbukti memberikan kontribusi lebih bagi Indonesia. Salah satunya adalah memastikan besaran cadangan Lapangan Banyu Urip meningkat dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan rencana pengembangan lapangan/plan of development (POD) pertama, dari 375 juta barel menjadi 940 juta barel.
Selain itu, produksi minyak berhasil ditingkatkan 33 persen dari sebelumnya 165 ribu barel per hari / barrel oil per day (bopd) menjadi 220 ribu bopd. Lebih jauh lagi, saat ini sedang dilakukan upaya peningkatan produksi menjadi hingga 235 ribu bopd.
Saat bertemu Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Rabu (11/3) kemarin, Presiden EMCL Louise McKenzie mengatakan bahwa potensi Banyu Urip masih bisa ditingkatkan melalui tiga strategi untuk mengurangi laju penurunan produksi alami.