​Ekspresif, Gubernur Khofifah Lantunkan Doa Ijazah Hadratussyaikh Tangkal Corona | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Ekspresif, Gubernur Khofifah Lantunkan Doa Ijazah Hadratussyaikh Tangkal Corona

Editor: MA
Kamis, 02 April 2020 20:03 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sangat ekspresif dan syahdu saat melantunkan Li khomsatun, doa ijazah Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari. foto: youtube

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ekspresif dan Syahdu! Itulah performance Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa saat melantunkan doa bergenre nadzam atau syiir: Li khomsatun. Sang gubernur sangat menghayati. Khusu’. Vokalnya yang prima menyentuh dinding-dinding jiwa.

Memang. Salah satu kelebihan Gubernur adalah suaranya yang merdu. Tentu di samping kelebihan yang lain. Ia punya bakat menyanyi. Bahkan layak masuk dapur rekaman.

Kini gubernur tanggap-trengginas itu sedang bekerja keras. Memerangi virus corona. Convid-19. Ia ikhtiar lahir-batin. 

Secara lahiriah ia telah melakukan berbagai cara. Bersama timnya. Ia juga berikhtiar secara batiniah. Doa. Ia pun melantunkan Li khomsatun. Doa bergenre syiir itu berasal dari ijazah Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari. Pendiri Pesantren Tebuireng. Pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Juga pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional.

Li Khomsatun sangat popular. Terutama di basis-basis NU. Bahkan ada yang menyebut salawat.  

Li khomsatun juga dibaca siang malam. Di masjid dan musalla. Juga dibaca secara bersama-sama. Pada malam hari. Bahkan juga dijadikan jimat. Ditaruh di belakang pintu. Agar terhindar dari wabah penyakit dan kebakaran.

Di Pesantren Tebuireng, sejak pandemic virus corona muncul, Li Khomsatun jadi amalan rutin para santri dan kiai. Dibaca lima kali. Tiap habis salat jamaah Subuh dan Marghrib.

Namun sebelum diamalkan rutin, para santri diharuskan baca 41 kali. Ijazahnya: doa itu dibaca 41 kali terlebih dulu. Setelah itu baru jadi wiridan rutin. Habis Subuh lima kali. Habis Maghrib lima kali.

Bunyi lengkap doa itu: Li khomsatun utfi biha harral wabail hathimah. Al-Mustofa wal-Murtadlo wabnahuma wa-Fatimah.

Artinya, aku punya lima figur agung. Dengan wasilah lima pribadi agung itu aku berlindung kepada-MU dari panasnya wabah yang menyengsarakan. Lima pribadi agung itu adalah Al-Musthofa (Nabi Muhammad), Al-Murtadlo (Sayyidina Ali), kedua putranya (Hasan-Husen) dan Sayyidah Fathimah.

Kenapa wasilah kepada lima figur agung itu. Bukan kepada yang lain. Menurut Dr KH Edi Mulyono, wakil ketua LTN PWNU DIY, Li khomsatun itu terkait dengan Hadits yang diriwayatkan Ath-Thabrani. Hadits itu menjelaskan bahwa Rasulullah SAW sedang berada di kediaman salah satu istrinya, Ummu Salamah. Rasulullah SAW memanggil Fathimah Ra, Sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra, dan kedua putranya, Sayyidina Hasan dan Husein Ra.

Rasulullah SAW lalu memeluk mereka, memasukkan ke dalam jubahnya, dan berdoa, “Ya Allah SWT, mereka inilah ahli baitku, bersihkanlah mereka dari dosa, dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya.”

Ummu Salamah yang melihat pertistiwa itu berkata, “Aku ingin bergabung ke dalam jubah (kerudung) itu, tetapi Nabi SAW mencegahku sembari bersabda: ‘Engkau dalam kebajikan…. Engkau dalam kebajikan….’” (HR. Ath-Thabrani).

Peristiwa tersebut kemudian populer dengan sebutan Ahlu al-Kisa’ (Orang-orang dalam selimut).

KH Ahmad Ishomuddin mengungkapkan bahwa doa Li khomsatun itu berasal dari pendiri tarekat Syadziliah yaitu Imam Abu Hasan Asy-Syadzili. Di Indonesia, salah satu pewaris sanad do’a itu adalah Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari.

Rais Syuriah PBNU itu menyatakan bahwa syair doa itu tertera dalam kitab berjudul Malâhiq fî Fiqh al-Dakwah al-Nûr, karya Syaikh Badi'uzzaman Sa'id al-Nursi.

Pada catatan kaki doa Li Khomastun itu, menunjukkan bahwa doa tersebut diambil dari kitab berjudul Majmu'atul Ahzab Asy-Syadziliah.

Mabruk Ibu Gubernur. Semoga ikhtiar lahir-batin kita dikabulkan oleh Allah SWT. (MA)

Sumber: nuonline.or.id, liputan6, bangkitmedia.com

 

sumber : nuonline.or.id, liputan6, bangkitmedia.com

Berita Terkait

Bangsaonline Video