Tafsir Al-Kahfi 4-5: Budayanya Orang Bodoh, Kok Dipuji-Puji
Editor: Redaksi
Minggu, 03 Mei 2020 22:40 WIB
Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
4. Wayundzira alladziina qaaluu ittakhadza allaahu waladaan
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, “Allah mengambil seorang anak.”
5. Maa lahum bihi min ‘ilmin walaa li-aabaa-ihim kaburat kalimatan takhruju min afwaahihim in yaquuluuna illaa kadzibaan
Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.
TAFSIR AKTUAL
Awal surah bicara secara umum, tentang mereka yang kafir dan yang beriman. Masing-masing mendapat balasan sesuai kiprahnya. Ayat ini bicara secara khusus, mengancam mereka yang beranggapan bahwa Allah SWT punya anak. Orang yahudi meyakini bahwa Uzair adalah anak lelaki Tuhan, orang nasrani meyakini bahwa Isa ibn Maryam adalah anak lelaki Tuhan, dan orang kafir Quraisy Makkah meyakini, bahwa malaikat adalah anak perempuan Tuhan.