​Pemkot Surabaya Siapkan Formula Baru Bagi Pekerja Seni di Tengah Pandemi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Pemkot Surabaya Siapkan Formula Baru Bagi Pekerja Seni di Tengah Pandemi

Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Yudi Arianto
Rabu, 26 Agustus 2020 20:06 WIB

Pertunjukan kesenian ludruk sebelum adanya pandemi Covid-19. (foto: ist).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah menyiapkan formula baru agar pekerja seni tetap bisa berkarya dan berkreasi meski di tengah pandemi Covid-19. Tentunya dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan ketat serta tidak menimbulkan kerumunan.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti usai menggelar rapat bersama OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait serta Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) di Balai Kota Surabaya, Rabu (26/8/2020).

“Dari hasil analisis kajian dan masukan dari Persakmi bahwa untuk tampilan seni di tempat terbuka, di ruang terbuka ini memiliki peluang yang cukup besar di dalam penyebaran dan penularan Covid-19. Sehingga dari sarannya untuk tidak dilakukan saat ini,” kata Antiek.

Ia mengaku saat ini sedang menyiapkan formula baru bagaimana untuk konsep ke depannya. Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya bakal menggelar rapat bersama seniman, budayawan, serta media. Ini dilakukan untuk mendapat masukan-masukan dari berbagai pihak sebelum konsep itu diterapkan.

“Di mana produksinya nanti akan kita buat, kemudian konsep produksinya seperti apa, yang tampil modelnya seperti apa. Kita memiliki beberapa pola alternatif yang akan kita tayangkan, di antaranya menggunakan media yang interaktif dan noninteraktif,” ungkap dia.

Bahkan, tidak memungkinkan nantinya Disbudpar bakal menggandeng media maupun industri pariwisata untuk bisa berkolaborasi bersama memberikan ruang gerak yang lebih bagi para seniman dan budayawan di Kota Pahlawan ini. Untuk itu, saat ini pihaknya tengah menyiapkan dua pola, yakni interaktif dan noninteraktif.

“Interaktif itu bisa melalui misalnya, Zoom, streaming dalam bentuk misalnya lewat Instagram dan YouTube. Sedangkan noninteraktif, itu bisa melalui tapping (siaran) di media televisi,” terangnya.

Menariknya, perempuan yang pernah menjabat Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Surabaya ini juga menyatakan bahwa nantinya lokasi untuk pengambilan tapping itu bisa memanfaatkan beberapa tempat tematik yang ada di Surabaya. Mulai destinasi sejarah hingga wisata.

“Tadi kita sudah mengidentifikasi tempat-tempat yang mungkin bisa dipakai produksi mengangkat berbagai kolaborasi sejarah atau destinasi wisata yang terkenal. Ini sedang kita jajaki dan mungkin kita akan melakukan beberapa kali pertemuan dengan berbagai pihak,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Surabaya, Irvan Widyanto menyatakan bahwa pekerja seni di Surabaya tetap bisa tampil namun dengan mengedepankan protokol kesehatan ketat. Selain itu, dalam pertunjukan nanti, pastinya tidak menimbulkan kerumunan dengan cara-cara format yang antimainstream.

“Yang penting seniman tampil. Dan kemudian format tontonannya pun bisa diseleksi hanya ada beberapa orang, kemudian dikedepankan melalui daring. Yang penting kemasannya harus bisa menarik,” ujar Irvan.

Ia memastikan bahwa dalam waktu dekat formula itu akan segera direalisasikan. Namun yang pasti bahwa selama ini terus berupaya agar bagaimana pekerja seni di Kota Pahlawan tetap bisa berkarya meski di tengah pandemi Covid-19. Sehingga pertunjukan yang digelar nantinya tidak harus di Sentra Wisata Kuliner (SWK) ataupun taman.

“Jadi tidak mengacu waktu dan tempat. Kenapa kok tidak? Kan intinya seniman bisa menyalurkan bakatnya. Yang kedua, dia kan bisa bekerja, mendapatkan honor dan sebagainya. Jadi, tidak perlu harus di SWK atau di taman,” pungkasnya. (ian/zar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video