Diburu Banyak Negara, Gubernur Khofifah Larang Petani Jatim Ekspor Porang
Editor: MMA
Jumat, 18 Juni 2021 15:32 WIB
MADIUN, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan, untuk melindungi para petani porang, Pemprov Jatim sudah mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jatim yang isinya melarang ekspor katak porang ke luar negeri. Larangan ekspor tersebut diberlakukan karena banyak bibit atau katak porang yang dijual ke luar negeri.
“Katak porang ini diburu dari sangat banyak negara yang beriklim tropis untuk budi daya porang. Jadi saya mohon Pak Bupati Madiun dan petani porang menjaga bahwa sesuai SK Gubernur melarang katak untuk diekspor ke luar negeri,” tegas Gubernur Khofifah saat acara panen porang bersama Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kamis (17/6).
BACA JUGA:
Pekerja MPS Trowulan Kompak Pilih Gubernur yang Full Senyum
Rapat Konsolidasi Tim Pemenangan Pilgub Jatim, Khofifah Tekankan Politik Santun
Di Depan Kiai Se-Madura, Kiai Asep Sampaikan Kesan Rektor Al Azhar Mesir tentang Figur Khofifah
Para Waranggono di Tiga Kabupaten Jatim Utara Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim
Turut mendampingi sekaligus melakukan panen porang tersebut, antara lain Bupati Ahmad Dawami, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, dan Komisi IV DPR RI.
"Kami juga akan terus mengonsolidasikan terkait pelarangan ekspor katak porang dengan Bea Cukai," imbuhnya.
Sebagai informasi, harga katak porang senilai Rp. 200 ribu/kg, sedangkam umbi basah porang Rp. 7 ribu/kg, chip Rp. 50 ribu/kg, dan rendemen chip 15 persen dari porang basah.
Menurut Khofifah, petani membutuhkan banyak bibit atau katak saat mengembangkan tanaman porang. Namun, para petani akan kesulitan mendapat bibit saat katak diekspor. Untuk itu, larangan ekspor bibit tanaman porang akan membantu petani mendapatkan bibit porang. Sehingga katak porang ini lebih baik dibudidayakan di dalam negeri. Apalagi luasan lahan di Jatim masih cukup untuk bisa ditanami komoditas porang.
Terkait hilirisasi porang, Khofifah mengatakan, saat ini Universitas Brawijaya telah menjadi center of excellence untuk komoditas porang. Harapannya bisa terus mengembangkan varian end product porang. Potensi hilirasi produk dan pohon industri porang sebanyak 21 produk turunan.
“End product porang itu variannya sudah cukup banyak. Pasti membutuhkan teknologi pangan yang lebih advance lagi supaya pasar yang bisa diakses lebih banyak lagi,” imbuhnya.
Umbi porang asal Jawa Timur kini menjadi komoditas primadona banyak negara. Umbi porang ini banyak digunakan untuk keperluan makanan hingga bahan-bahan kosmetik. Bahkan pengembangan porang ini juga akan didukung dengan pembiayaan KUR dari pemerintah.
Salah satu daerah di Jatim yang memiliki potensi besar dalam komoditas porang yaitu Kabupaten Madiun. Pengembangan kawasan porang Madiun dengan lahan porang pada tahun 2020 seluas 5.263 Ha. Pada tahun 2021 akan ditanam 752 Ha dan tahun 2022 akan ditanam 800 Ha.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanana Pangan Provinsi Jatim, perkembangan ekspor porang mulai tahun 2018 s/d 2020 di Jatim melalui Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya selalu meningkat. Tahun 2018, volumenya mencapai 5.516.382 kg dengan nilai sebesar Rp. 270.302.720.450. Negara tujuan ekspor di antaranya, China, Vietnam, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan.
Kemudian di tahun 2019 volumenya mencapai 6.064.947 kg dengan nilai sebesar Rp. 297.182.412.310. Negara yang dituju adalah Thailand, China, Taiwan, Vietnam, Kamboja, Pakistan.
Pada tahun 2020 volume mencapai 10.319.458 kg senilai Rp. 499.082.915.019. Negara tujuan, China, Belgia, Thailand, Myanmar, Jepang, Vietnam, India, Taiwan, Singapura, Bulgaria, Korea Selatan, Prancis, dan US.