Masuknya Reog Ponorogo sebagai nominasi tunggal ini mengingatkan kembali akan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia, serta pentingnya menjaga keberlanjutan dan eksistensi budaya dalam hal ini Reog Ponorogo.
“Tidak hanya menjaga eksistensinya, tapi juga membentuk regenerasi dan ekosistem seni Reog Ponorogo yang tangguh. Yakni dengan memanfaatkan sekolah, sanggar atau bahkan membangun jaringan dengan komunitas reog yang ada di wilayah lain,” ungkapnya.
“Juga yang tak kalah penting bagaimana membina para pengrajin alat-alat kesenian reog, membantu mereka baik dalam pengembangan keahlian, kreativitas produk dan kualitas yang juga bisa dipadukan dengan pengembangan destinisasi wisata yang terpadu dengan kesenian Reog Ponorogo,” tuturnya menambahkan.
Sementara itu, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengatakan bahwa pihaknya akan terus berusaha dan kerja keras agar dunia mau mengakui Reog Ponorogo. Ia pun menyampaikan terima kasih atas dukungan Gubernur Khofifah kepada Reog Ponorogo.
“Matur nuwun sanget (terima kasih banyak) dukungannya, ibu gubernur. Kami akan terus bekerja keras agar ini bisa berhasil lolos. Mohon doanya juga kepada seluruh masyarakat Ponorogo,” kata Sugiri.
Setiap tahun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selalu ada proses seleksi bagi warisan budaya tak benda di Indonesia. Kemudian, warisan budaya tak benda Indonesia ini yang menjadi unggulan akan dilanjutkan ke Unesco.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo pernah mengusulkan Reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO pada tahun 2018, namun belum berhasil. Di tahun tersebut, justru Gamelan Indonesia yang lolos dan berhasil diakui UNESCO pada 15 Desember 2021.
Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan tradisional rakyat Ponorogo yang di dalamnya terdapat unsur-unsur penari warok, jatil, bujangganong, kelanasewandana, dan barongan. Tarian tersebut diiringi dengan seperangkat instrumen pengiring Reog khas ponoragan yang terdiri dari kendang, kempul (gong), kethuk- kenong, slompret, tipung, dan angklung.
Turut hadir Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita, Forkopimda Kab. Ponorogo, beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim, khususnya Kadis Budpar Jatim serta para seniman Reog Ponorogo. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News